Wednesday, February 18, 2009
DIMANAKAH JALAN MENCARI ALLAH/MENEMUI ALLAH, HINGGA SAMPAI KEHADERAT ALLAH?
Duhai Sahabat,
Mencari Allah bukanlah dilangit dan dibumi, bukanlah Allah dicari di Utara atau diSelatan atau diTimur atau diBarat, bukanlah dicari dikiri, dikanan, diatas, dibawah, dihadapan, dibelakang, bukan, bukan, bukan! Sekali lagi, bukan! Malahan, carilah Allah, didalam LUBUK HATI sendiri!
PAYAH-PAYAH MENCARI BILAH,
BILAH ADA DIDALAM BULUH,
PAYAH-PAYAH MENCARI ALLAH,
CARILAH ALLAH DIDALAM TUBUH.
Firman Allah didalam Hadith Qudsy, bermaksud:
Telah AKU [Allah] perbuat didalam rongga anak Adam satu Mahligai, dan didalam Mahligai itu adalah Dada dan didalam Dada itu adalah Hati, dan didalam Hati itu adalah Fuad, dan didalam Fuad itu adalah Syagaaf, dan didalam Syagaaf itu adalah Sirr, dan didalam Sirr itu adalah AKU, yakni didalam Sirr itu adalah tempat tajalli AKU[Allah] dan tempat AKU menaruh RAHSIA, dan tempat mengenal akan AKU.
Hati itu adalah diri kita yang Batin. Dari itu Allah Zat Maha Bijaksana, mendesak kita supaya kita melihat kedalam diri kita sendiri, seperti didalam FirmanNya, bermaksud:
' Dan didalam diri kamu [hati kamu] kenapa tiada kamu lihat?[ perhatikan].
Bagaimana kita akan melihat Allah, walhal, kita tidak mempunyai HATI YANG BERSIH!
Kalau HATI/ROH/JIWA kita telah bersih daripada sifat-sifat kejahatan [Mazmumah], dapatlah kita melihat kepada diri kita, bererti, kita telah mendapat cermin untuk melihat Allah Zat yang Maha Esa. Sebaliknya, jika HATI/ROH/JIWA kita itu Kotor / Buta / Berkarat / Berpenyakit / Bernajis - bererti, kita tidak mempunyai cermin untuk melihat kepada Allah!
Hati yang diisi dengan mengingati Allah, seolah-olah rumah Allah.
Hati yang lupa/lalai kepada Allah adalah rumah Syaitan/Iblis, tempat Hawa Nafsu jahat bergelora!
Perhatikan Sabda Rasulullah, bermaksud:
' Didalam tubuh anak Adam[manusia] ada segumpal daging; jika daging itu baik, nescaya baiklah sebatang tubuhnya; jika jahat[busuk], maka binasalah sebatang tubuhnya. Ketahuilah, segumpal daging itu ialah HATI ROHANI. [Tempat Rahsia Allah].'
Firman Allah, Q.Surah asy-Syams:9-10, bermaksud:
‘Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang mensucikan hati/jiwa/nafsu mereka, dan sesungguhnya merugilah orang-orang yang mengotorinya.’
HATI yang dikatakan baik ialah jikalau HATI itu BERKENALAN / BERKEKALAN / BERKEPANJANGAN MENGINGATI ALLAH!
Sebaliknya, dikatakan HATI itu jahat, jikalau HATI itu ENGKAR / LALAI / LUPA kepada mengingati ALLAH ZAT WAJIBAL WUJUD!
TANDA-TANDA SESEORANG TELAH JATUH KASIH / CINTA KEPADA ALLAH.
Firman Allah, bermaksud:
' Sesungguhnya, orang-orang beriman itu amat mengasihi/mencintai Allah.'
1] Bergerak-gerak lidah/hatinya membaca Kalimah Allah.
2] Gementar sekelian persendiannya dan seluruh tubuh dan tulang belulangnya.
3] Dirasanya lemah dan rapuh tubuh badan dan tulang belulangnya.
4] Tersimpul lidahnya dan malas ia berkata-kata yang sia-sia[tak bermanfaat].
5] Dingin perasaannya seperti dirasakan oleh Rasulullah.
6] Bercucuran air matanya oleh rasa insaf diatas kelalaiannya.
7] Rajin ia bersolat dan beramal/ibadah.
8] Benci kepada segala perkara kemungkaran dan maksiat.
9] Merasa amat proaktif dalam menghadapi hidup penuh cabaran dan dengan daya
Tahan dan kreatif yang tinggi, senantiasa mendepani peluang untuk berkebajikan
dunia dan akhirat.
Dan lain-lain lagi yang tidaklah mudah untuk diungkapkan disisi.
WAHAI YA ALLAH, BUKAKANLAH HATI KAMI UNTUK BERMAKRIFAT KEPADAMU!
ILAAHI, HANYA KAU YANG KAMI MAKSUD,
DAN KEREDHAANMU YANG KAMI TUNTUT!
AMEEN YA ROBBAL ‘ALAMEEN.
Mencari Allah bukanlah dilangit dan dibumi, bukanlah Allah dicari di Utara atau diSelatan atau diTimur atau diBarat, bukanlah dicari dikiri, dikanan, diatas, dibawah, dihadapan, dibelakang, bukan, bukan, bukan! Sekali lagi, bukan! Malahan, carilah Allah, didalam LUBUK HATI sendiri!
PAYAH-PAYAH MENCARI BILAH,
BILAH ADA DIDALAM BULUH,
PAYAH-PAYAH MENCARI ALLAH,
CARILAH ALLAH DIDALAM TUBUH.
Firman Allah didalam Hadith Qudsy, bermaksud:
Telah AKU [Allah] perbuat didalam rongga anak Adam satu Mahligai, dan didalam Mahligai itu adalah Dada dan didalam Dada itu adalah Hati, dan didalam Hati itu adalah Fuad, dan didalam Fuad itu adalah Syagaaf, dan didalam Syagaaf itu adalah Sirr, dan didalam Sirr itu adalah AKU, yakni didalam Sirr itu adalah tempat tajalli AKU[Allah] dan tempat AKU menaruh RAHSIA, dan tempat mengenal akan AKU.
Hati itu adalah diri kita yang Batin. Dari itu Allah Zat Maha Bijaksana, mendesak kita supaya kita melihat kedalam diri kita sendiri, seperti didalam FirmanNya, bermaksud:
' Dan didalam diri kamu [hati kamu] kenapa tiada kamu lihat?[ perhatikan].
Bagaimana kita akan melihat Allah, walhal, kita tidak mempunyai HATI YANG BERSIH!
Kalau HATI/ROH/JIWA kita telah bersih daripada sifat-sifat kejahatan [Mazmumah], dapatlah kita melihat kepada diri kita, bererti, kita telah mendapat cermin untuk melihat Allah Zat yang Maha Esa. Sebaliknya, jika HATI/ROH/JIWA kita itu Kotor / Buta / Berkarat / Berpenyakit / Bernajis - bererti, kita tidak mempunyai cermin untuk melihat kepada Allah!
Hati yang diisi dengan mengingati Allah, seolah-olah rumah Allah.
Hati yang lupa/lalai kepada Allah adalah rumah Syaitan/Iblis, tempat Hawa Nafsu jahat bergelora!
Perhatikan Sabda Rasulullah, bermaksud:
' Didalam tubuh anak Adam[manusia] ada segumpal daging; jika daging itu baik, nescaya baiklah sebatang tubuhnya; jika jahat[busuk], maka binasalah sebatang tubuhnya. Ketahuilah, segumpal daging itu ialah HATI ROHANI. [Tempat Rahsia Allah].'
Firman Allah, Q.Surah asy-Syams:9-10, bermaksud:
‘Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang mensucikan hati/jiwa/nafsu mereka, dan sesungguhnya merugilah orang-orang yang mengotorinya.’
HATI yang dikatakan baik ialah jikalau HATI itu BERKENALAN / BERKEKALAN / BERKEPANJANGAN MENGINGATI ALLAH!
Sebaliknya, dikatakan HATI itu jahat, jikalau HATI itu ENGKAR / LALAI / LUPA kepada mengingati ALLAH ZAT WAJIBAL WUJUD!
TANDA-TANDA SESEORANG TELAH JATUH KASIH / CINTA KEPADA ALLAH.
Firman Allah, bermaksud:
' Sesungguhnya, orang-orang beriman itu amat mengasihi/mencintai Allah.'
1] Bergerak-gerak lidah/hatinya membaca Kalimah Allah.
2] Gementar sekelian persendiannya dan seluruh tubuh dan tulang belulangnya.
3] Dirasanya lemah dan rapuh tubuh badan dan tulang belulangnya.
4] Tersimpul lidahnya dan malas ia berkata-kata yang sia-sia[tak bermanfaat].
5] Dingin perasaannya seperti dirasakan oleh Rasulullah.
6] Bercucuran air matanya oleh rasa insaf diatas kelalaiannya.
7] Rajin ia bersolat dan beramal/ibadah.
8] Benci kepada segala perkara kemungkaran dan maksiat.
9] Merasa amat proaktif dalam menghadapi hidup penuh cabaran dan dengan daya
Tahan dan kreatif yang tinggi, senantiasa mendepani peluang untuk berkebajikan
dunia dan akhirat.
Dan lain-lain lagi yang tidaklah mudah untuk diungkapkan disisi.
WAHAI YA ALLAH, BUKAKANLAH HATI KAMI UNTUK BERMAKRIFAT KEPADAMU!
ILAAHI, HANYA KAU YANG KAMI MAKSUD,
DAN KEREDHAANMU YANG KAMI TUNTUT!
AMEEN YA ROBBAL ‘ALAMEEN.
ENIGMA OF SECRETS
Duhai Sahabat!
Please make no error, as too many do, in understanding the state of Man, in relation to his Lord,
as depicted through the following Puisi/Poetry, entitled:
ENIGMA OF SECRETS
A firefly flits about the flame,
Curiously captive by the lure of light,
The majesty of the object it yearns to tame,
Drunken in desires right thru' the night.
Completely subdued 'till morn draws near,
To its fellows the firefly finally returns,
Relates its state so they can hear,
Intrigue tales in eloquent expressions.
Satisfied not with early encounter,
Ritual repeat'd the following night,
Since light nor heat beckons not sweet surrender,
To the coquetry of the flame it leaps with all might.
Meanwhile its fellows lie in wait, forlornly,
To partake in direct visions instead of mere heresay,
But utterly consumed, formless and obliterated,
In what sense can it now return, unfettered.
In what state the firefly is at present, you'd wonder,
For he who has arrived needs expressions no more,
For he who arrives at his object of vision,
Doth dispense with vision as not his concern.
O you men of intelligence!
Hearken and heed the meaning of these,
'Tis no concern to men of negligence,
Nor to the transitory, nor the whim and fancies.
O you men of uncertainty!
Identify not 'I am' with that of Divinity,
Doth not the present, the past nor the futures be,
' Though consumated in Him, you are not He!
Alas - if you'd understood, you'd remain,
A perfect gnosis you'd attain,
Unto you life's destiny woven,
You are the object and reason,
- for all creation!
Please make no error, as too many do, in understanding the state of Man, in relation to his Lord,
as depicted through the following Puisi/Poetry, entitled:
ENIGMA OF SECRETS
A firefly flits about the flame,
Curiously captive by the lure of light,
The majesty of the object it yearns to tame,
Drunken in desires right thru' the night.
Completely subdued 'till morn draws near,
To its fellows the firefly finally returns,
Relates its state so they can hear,
Intrigue tales in eloquent expressions.
Satisfied not with early encounter,
Ritual repeat'd the following night,
Since light nor heat beckons not sweet surrender,
To the coquetry of the flame it leaps with all might.
Meanwhile its fellows lie in wait, forlornly,
To partake in direct visions instead of mere heresay,
But utterly consumed, formless and obliterated,
In what sense can it now return, unfettered.
In what state the firefly is at present, you'd wonder,
For he who has arrived needs expressions no more,
For he who arrives at his object of vision,
Doth dispense with vision as not his concern.
O you men of intelligence!
Hearken and heed the meaning of these,
'Tis no concern to men of negligence,
Nor to the transitory, nor the whim and fancies.
O you men of uncertainty!
Identify not 'I am' with that of Divinity,
Doth not the present, the past nor the futures be,
' Though consumated in Him, you are not He!
Alas - if you'd understood, you'd remain,
A perfect gnosis you'd attain,
Unto you life's destiny woven,
You are the object and reason,
- for all creation!
INSAN [MANUSIA] PASTI KEMBALI KETEMPAT/SUMBER ASALNYA [SEMUA PERKARA KEMBALI KEPADA SUMBER ASALNYA –FIRMAN]
DUHAI SAHABAT, KETAHUILAH:
Allah mencipta manusia [al-khalak/INSAN] dengan penuh keistimewaan berbanding makhluk-makhluk lain seperti Malaikat, Syaitan, Jinn dan sebagainya, sehingga Dia menabalkan manusia sebagai KHALIFAH dimuka bumi. Ini adalah kerana Allah mempunyai rencana sehinggakan manusia yang menepatinya; mengenal Allah, asal-usulnya, rahsia dan missi sebenar kejadiannya, akan mencapai kedudukan paling istimewa dan lebih tinggi dan mulia dari para Malaikat yang tidak pernah berbuat dosa. Tetapi andainya manusia mengkhianati rencana tersebut, manusia akan mengundang kebinasaan dan kehinaan,malah menjadi terlebih hina dari haiwan!
Firman Allah,Q.Surah at-Tiin:4-5, bermaksud:
‘ Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
Kemudian Kami kembalikan dia ketempat yang serendah-rendahnya.’
Pada hakikatnya, manusia itu terbahagi kepada dua unsur; yakni, unsur Jasmani/materi [dari Adam]
dan unsur Rohani, [ bersumber dari Allah], seperti FirmanNya, bermaksud:
‘ Ku tiupkan kedalam jasadnya akan RohKu.’
Dari segi bentuk dan rupa jasmaninya, semua manusia itu kelihatan/memiliki banyak persamaan. justeru, manusia itu tertakluk dibawah perundangan/peraturan umum kemanusiaan.
Dari segi kerohanian pula, yang tersorok/tersembunyi dibalik rupa dan bentuk fizikalnya,setiap
Manusia itu amat berbeda.antara satu dengan yang lain. Justeru, perlunya peraturan yang khusus
untuk digunapakai baginya.
Menurut perundangan/peraturan Syariat Islam, umumnya, manusia itu jika patuh seluruhnya,gigih dalam perjalanannya untuk mencari, mencapai dan memperoleh ketinggian Rohaninya, boleh meningkat tahap demi tahap, maqam demi maqam, sehingga mencapai suatu tingkat Kerohanian [SPIRITUAL] yang kemuncak; yakni maqam Pengenalan/Makrifat pada mertabat kerohanian dalam dimensi keakraban, dialam KeTuhanan. Dalam hubungan itu, Rasulullah memuji Maqam tersebut dalam sebuah hadithnya, bermaksud:
' Ada suatu Maqam/tingkatan/tahap dalam mana segala sesuatu dan kesemuanya dikumpulkan - dan itulah Makrifat KeTuhanan.'
Adalah sesuatu yang bukan mudah untuk menggapai tingkatan tersebut kerana sebagai prasyaratnya, kita harus terlebih dahulu menyingkir kepalsuan/hipokrisi diri dan tingkahlaku luaran yang kita pamirkan kepada umum. Seharusnya, kita bersifat telus dan tulus! Sukar tetapi tidaklah mustahil!
Kemudian, kita harus menyediakan tiga matlamat syurga untuk dicapai, yaitu:
1] Syurga Ma'wa -atau syurga dunia.
2] Syurga Naim - atau taman syurga istirehat yang menerima barokah Allah,dialam malaikat,dan;
3] Syurga Firdaus - Syurga dialam KeTuhanan, tempat perhentian keRohanian,
Asma/Nama dan Sifat-Sifat KeTuhanan.
Demikianlah ganjaran-ganjaran, dengan serba keindahan dari Allah yang disediakan bagi manusia materi, setelah ia berjaya menempuh/mengharungi tiga peringkat ilmu, yaitu:
1] Gigih mematuhi Syariat Islam.
2] Gigih dalam Jihadun-Nafs menyingkirkan kepelbagaian [multiplicity] dalam diri sendiri,
yakni, nafsu/syahwat/ego diri, menerusi amalan sesuatu Tariqat/Jalan.
3] Dan akhir sekali, gigih dalam menggapai dan mencapai Maqam Pengenalan/Makrifatullah
dimana manusia itu beroleh pengenalan dan kehampiran dengan Tuhannya.
Rasulullah, bertitik-tolak dari hadith diatas, meneruskan dan merumuskan dalam Hadith baginda, bermaksud:
' Dengan Makrifatullah, seseorang itu mengetahui kebenaran segala sesuatu
dan bertindak berpaksikan kebenaran tersebut. Ia akan mengenal sebarang
kepalsuan lalu menyingkirkannya.'
Baginda berdoa:
' O Tuhan, tunjukkanlah kepada kami kebenaran dan bimbinglah kami mematuhinya;
ajari kami mengenali kepalsuan, dan permudahkan jalan untuk kami menghindarinya.'
Dan lagi sabda baginda, bermaksud:
' Barangsiapa mengenali dirinya dan gigih menghindari ego-diri/nafsu/syahwatnya,
akan mengenali Tuhannya dan menuruti segala kehendakNya.'
Demikianlah peraturan-peraturan berhubung-kait dengan manusia materi/zahir/jasmani.
KEROHANIAN
Dari sudut Kerohanian pula, atau disebut disini, manusia spiritual [INSAN KAMIL],
matlamatnya hanyalah memperoleh kedekatan/kehampiran dengan Allah.
Kaedah mencapai kedudukan/tingkatan ini hanyalah menerusi IlmuHakikat
atau, diperingkat alam Ketuhanan Mutlak, dikenali sebagai Ilmu Tauhid Makrifatullah.
Setiap manusia mempunyai harapan untuk menggapai/mencapai ilmu atau jalan tersebut
semasa menjalani kehidupan didunia ini, dimana, jika berjaya memperoleh kedudukan
tersebut, baginya, tiada perbedaan diantara tidur dan jaga, kerana meskipun
dalam keadaan tidur, Roh seseorang itu akan seringkali melepasi/pulang kealam asal-usul
kejadiannya, dialam Roh/Arwah, dan kembali semula kedunia membawa sesuatu berita
yang dinamakan mimpi. Mimpi begini adalah benar dan tulen.
Mimpi ini boleh merupakan sebahagian, seperti mimpi biasa; dan boleh juga merupakan
keseluruhan [total], seperti peristiwa MIKRAJ Rasulullah.
Allah mengesahkan kenyataan ini dalam firmanNya, Q.Surah al-Zumar:42, bermaksud:
' Allah mengambil jiwa [manusia] ketika matinya dan [memegang] jiwa [manusia]
yang belum mati diwaktu tidurnya; maka Dia tahan jiwa [manusia] yang Dia telah
tetapkan kematiannya, dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang
ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda
kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.'
Rasulullah merujuk kepada kedudukan ini dalam sebuah hadithnya, bermaksud:
' Tidur seorang yang Arif itu adalah lebih baik dari ibadah/ pengabdian seorang yang jahil.'
Manusia yang Arif itu adalah mereka yang telah menguasai ilmu kebenaran/haq
[Makrifatullah]. Ilmu Makrifatullah tanpa berhuruf tanpa bersuara ini, mampu diperoleh
hanya melalui sebutan/ingatan berterusan/berkekalan akan Asmaul-Tauhid dengan lidah/qalbu
rahsia[sirr]. Manusia yang Arif itu memiliki lubuk jiwa bercahaya keTuhanan, dipancarkan oleh NurTauhid-Makrifatullah.
Allah berbicara melalui RasulNya, bermaksud:
' Insan [Manusia itu] adalah RahsiaKu dan Aku Rahsianya. Ilmu al-Batin, yakni,
ilmu spiritual dalaman ini adalah rahsia dari RahsiaKu. Aku taruh ilmu ini didalam
qalbu/hati hamba yang Aku kasihi, dan tiadalah siapa mengetahui keadaannya
melainkan Aku.'
Dan lagi, bermaksud:
' Aku adalah menurut sangkaan hambaKu. Bila ia mencari dan mengingatiKu,
Aku akan bersertanya. Jika ia mengingatiku dalam dirinya, Aku menyertainya
dengan ZatKu. Jika ia mengingatiKu dan menyebutKu dihalayak yang baik,
Aku akan mengingati dan isytiharkan ia sebagai hambaKu yang baik dihalayakKu
yang terlebih baik.'
TAFAKKUR
Dari cetusan seperti telah dicatatkan, kaedah yang boleh dan harus digunapakai bagi mencapai tujuan/maksud kita, hanyalah melalui sesuatu yang amat jarang di gunapakai oleh halayak umum,
yakni, TAFAKKUR.
Amalan seharian kita hanya dengan kaedah biasa, seperti berdoa, berwirid, berzikir, bermunajat
dan sebagainya; namun jarang sekali dengan kaedah bertafakkur. Barangkali juga disebabkan
oleh ketiadaan ilmu, cara bagaimana mengamalkannya!
Rasulullah bersabda, bermaksud:
' Tafakkur sesaat lebih baik/bernilai dari setahun ibadah/pengabdian.'
' Tafakkur sesaat lebih baik/bernilai dari 70 tahun ibadah/pengabdian.'
' Tafakkur sesaat lebih baik/bernilai dari seribu tahun ibadah/pengabdian.'
Kenyataannya ialah setiap ibadah itu memiliki nilai tersembunyi didalam zat/lubuk
kebenaran. Jelas, tafakkur mempunyai tiga nilai yang berlainan, seperti diatas.
Barangsiapa tafakkur/memikirkan sesuatu keadaan, dan dalam pemikiran dan pencarian
penyebabnya akan menemui banyak bahagian, dan setiap bahagian ini
adalah penyebab/pemangkin kepada beberapa banyak keadaan yang lain pula.Tafakkur
yang bersifat begini memiliki nilai setahun ibadah.
Barangsiapa tafakkur/memikirkan tentang ibadah/pengabdiannya dan mencari penyebab
dan natijahnya lalu memperolehinya, maka nilai tafakkur yang bersifat begini
ialah tujuh puluh tahun ibadah.
Barangsiapa tafakkur/memikirkan tentang pengenalan/Makrifatullah [KeTuhanan]
dengan sepenuh kesungguhan dan kekuatan/iltizam untuk mengenali
dan menghampiri Allah Yang Maha Tinggi, maka tafakkur yang begini sifatnya
bernilai seribu tahun ibadah/pengabdian.
FAHAMKAN
Aduhai Sahabat! Renungkanlah dan carilah kaedah untuk memikir dan memahaminya!
Sesungguhnya, ilmu yang sebenar ialah Ilmu Haq, Ilmu KeTuhanan, dalam maqam
penyatuan/Tauhid. Didalam maqam ini Sang Arif/Kekasih bersatu dengan Kekasihnya
[Beloved]. meskipun dari alam materi, namun dengan sayap kerohanian [spiritual],
ia terbang membumbung dan melangit kearah alam pencapaian, KeTuhanan
dan Kekasih [Beloved]. Kerana, Si'Alim/Wara' hanya berjalan keSyurga, namun,
tidak dengan Si'Arif, yang pastinya terbang melangit untuk berdekatan/berhampir
dengan Tuhannya!
Kekasih tulen/sejati memiliki mata didalam Hati,
Mereka melihat, namun yang lain butamata,
Bukan dari darah daging, sayap mereka miliki,
Mereka membumbung/melangit, kearah Tuhan untuk bersama.
Penerbangan ini, sebenarnya terlaksana dialam spiritual Si'Arif, dan selayaknya,
Allah memuliakan, mengiktiraf dan menggelar mereka manusia sejati, WaliNya,
KekasihNya, MaksyukNya dan PasanganNya. Malah, barangsiapa yang berhampir
dengan Allah akan menjadi Kekasih Allah!
Walaupun demikian, para Kekasih/Wali Allah tersebut dipakaikan Allah dengan rupa
dan tingkah manusia biasa, seperti firmanNya dalam Hadith Qudsy, bermaksud:
' Para KekasihKu tersembunyi dibawah langitKu.Tiada yang mengenali mereka
melainkan Aku.'
Seperti juga Si-rupawan yang berselindung dibalik hijabnya, tiada wajah yang kelihatan
melainkan hijab jua!
Berkata Yahya ibn Muadh al-Razi: ' Para Kekasih Allah adalah wewangian Allah
didunia ini, meskipun, hanya mereka yang benar-benar beriman sahaja
yang memiliki penciuman mencium wangian tersebut.'
Sewajar dan selayaknya, manusia harus mencari/menghambat haruman
dari wangian ini, kerana haruman ini akan menerbit/mencetus, menyala
dan meletuskan api kerinduan didalam hati mereka terhadap Allah S.W.T.
Setiap jiwa yang tersentuh, akan terus meningkatkan kegigihan dan pengabdian diri
dalam ibadah mereka untuk mendekatiNya. Kerana tiadalah ertinya hidup atau
wujud diri ini jika kita jahil ilmu, tidak mengenaliNya, lalu tersingkir jauh
dari Rahmat dan CintaKasih Allah!
Namun, kelajuan dalam mendekatiNya dan darjah/tahap kerinduan terhadap Allah
adalah bergantung kepada kemampuan manusia itu menyingkirkan beban kedunian
yang ditanggungnya.Kerana, kehampiran dengan Allah itu amat bergantung
kepada darjah penyingkiran kepalsuan materi/kebendaan, diri, dan keduniaan.
Kekasih Allah itu ialah dia yang berjaya mengembalikan dirinya ketahap tidak memiliki
sesuatu dan tidak pula dimiliki sesuatu. Hanya dari dalam kerangka ' tiada diri'
dan 'tiada aku', manusia itu dapat menyaksikan kewujudan Kebenaran [Truth].
PERUMPAMAAN
Ikatlah kaki kedua ekor burung,
Pasti ia tak mampu terbang membumbung,
Apakah ini hukum alam terjadi,
Meskipun burung memiliki empat sayap kini?!
KESIMPULAN
Duhai Sahabat!
Kenalilah Allah Maha Pencipta dan Maha Tinggi;
kerana selayaknya Dia dikenali,
Dicintai dan dirindui.
Agar mudah kita kembali!
Tanpa pengenalanMu, ya Robbi,
semua ibadah tidak akan punya erti,
dan hidup adalah seumpama mati!
Silalah renungi!!
'ALLAH ADALAH SEBAIK-BAIK TEMPAT KEMBALI'
AMIN YA ROBBUL 'IZZATI!
Allah mencipta manusia [al-khalak/INSAN] dengan penuh keistimewaan berbanding makhluk-makhluk lain seperti Malaikat, Syaitan, Jinn dan sebagainya, sehingga Dia menabalkan manusia sebagai KHALIFAH dimuka bumi. Ini adalah kerana Allah mempunyai rencana sehinggakan manusia yang menepatinya; mengenal Allah, asal-usulnya, rahsia dan missi sebenar kejadiannya, akan mencapai kedudukan paling istimewa dan lebih tinggi dan mulia dari para Malaikat yang tidak pernah berbuat dosa. Tetapi andainya manusia mengkhianati rencana tersebut, manusia akan mengundang kebinasaan dan kehinaan,malah menjadi terlebih hina dari haiwan!
Firman Allah,Q.Surah at-Tiin:4-5, bermaksud:
‘ Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
Kemudian Kami kembalikan dia ketempat yang serendah-rendahnya.’
Pada hakikatnya, manusia itu terbahagi kepada dua unsur; yakni, unsur Jasmani/materi [dari Adam]
dan unsur Rohani, [ bersumber dari Allah], seperti FirmanNya, bermaksud:
‘ Ku tiupkan kedalam jasadnya akan RohKu.’
Dari segi bentuk dan rupa jasmaninya, semua manusia itu kelihatan/memiliki banyak persamaan. justeru, manusia itu tertakluk dibawah perundangan/peraturan umum kemanusiaan.
Dari segi kerohanian pula, yang tersorok/tersembunyi dibalik rupa dan bentuk fizikalnya,setiap
Manusia itu amat berbeda.antara satu dengan yang lain. Justeru, perlunya peraturan yang khusus
untuk digunapakai baginya.
Menurut perundangan/peraturan Syariat Islam, umumnya, manusia itu jika patuh seluruhnya,gigih dalam perjalanannya untuk mencari, mencapai dan memperoleh ketinggian Rohaninya, boleh meningkat tahap demi tahap, maqam demi maqam, sehingga mencapai suatu tingkat Kerohanian [SPIRITUAL] yang kemuncak; yakni maqam Pengenalan/Makrifat pada mertabat kerohanian dalam dimensi keakraban, dialam KeTuhanan. Dalam hubungan itu, Rasulullah memuji Maqam tersebut dalam sebuah hadithnya, bermaksud:
' Ada suatu Maqam/tingkatan/tahap dalam mana segala sesuatu dan kesemuanya dikumpulkan - dan itulah Makrifat KeTuhanan.'
Adalah sesuatu yang bukan mudah untuk menggapai tingkatan tersebut kerana sebagai prasyaratnya, kita harus terlebih dahulu menyingkir kepalsuan/hipokrisi diri dan tingkahlaku luaran yang kita pamirkan kepada umum. Seharusnya, kita bersifat telus dan tulus! Sukar tetapi tidaklah mustahil!
Kemudian, kita harus menyediakan tiga matlamat syurga untuk dicapai, yaitu:
1] Syurga Ma'wa -atau syurga dunia.
2] Syurga Naim - atau taman syurga istirehat yang menerima barokah Allah,dialam malaikat,dan;
3] Syurga Firdaus - Syurga dialam KeTuhanan, tempat perhentian keRohanian,
Asma/Nama dan Sifat-Sifat KeTuhanan.
Demikianlah ganjaran-ganjaran, dengan serba keindahan dari Allah yang disediakan bagi manusia materi, setelah ia berjaya menempuh/mengharungi tiga peringkat ilmu, yaitu:
1] Gigih mematuhi Syariat Islam.
2] Gigih dalam Jihadun-Nafs menyingkirkan kepelbagaian [multiplicity] dalam diri sendiri,
yakni, nafsu/syahwat/ego diri, menerusi amalan sesuatu Tariqat/Jalan.
3] Dan akhir sekali, gigih dalam menggapai dan mencapai Maqam Pengenalan/Makrifatullah
dimana manusia itu beroleh pengenalan dan kehampiran dengan Tuhannya.
Rasulullah, bertitik-tolak dari hadith diatas, meneruskan dan merumuskan dalam Hadith baginda, bermaksud:
' Dengan Makrifatullah, seseorang itu mengetahui kebenaran segala sesuatu
dan bertindak berpaksikan kebenaran tersebut. Ia akan mengenal sebarang
kepalsuan lalu menyingkirkannya.'
Baginda berdoa:
' O Tuhan, tunjukkanlah kepada kami kebenaran dan bimbinglah kami mematuhinya;
ajari kami mengenali kepalsuan, dan permudahkan jalan untuk kami menghindarinya.'
Dan lagi sabda baginda, bermaksud:
' Barangsiapa mengenali dirinya dan gigih menghindari ego-diri/nafsu/syahwatnya,
akan mengenali Tuhannya dan menuruti segala kehendakNya.'
Demikianlah peraturan-peraturan berhubung-kait dengan manusia materi/zahir/jasmani.
KEROHANIAN
Dari sudut Kerohanian pula, atau disebut disini, manusia spiritual [INSAN KAMIL],
matlamatnya hanyalah memperoleh kedekatan/kehampiran dengan Allah.
Kaedah mencapai kedudukan/tingkatan ini hanyalah menerusi IlmuHakikat
atau, diperingkat alam Ketuhanan Mutlak, dikenali sebagai Ilmu Tauhid Makrifatullah.
Setiap manusia mempunyai harapan untuk menggapai/mencapai ilmu atau jalan tersebut
semasa menjalani kehidupan didunia ini, dimana, jika berjaya memperoleh kedudukan
tersebut, baginya, tiada perbedaan diantara tidur dan jaga, kerana meskipun
dalam keadaan tidur, Roh seseorang itu akan seringkali melepasi/pulang kealam asal-usul
kejadiannya, dialam Roh/Arwah, dan kembali semula kedunia membawa sesuatu berita
yang dinamakan mimpi. Mimpi begini adalah benar dan tulen.
Mimpi ini boleh merupakan sebahagian, seperti mimpi biasa; dan boleh juga merupakan
keseluruhan [total], seperti peristiwa MIKRAJ Rasulullah.
Allah mengesahkan kenyataan ini dalam firmanNya, Q.Surah al-Zumar:42, bermaksud:
' Allah mengambil jiwa [manusia] ketika matinya dan [memegang] jiwa [manusia]
yang belum mati diwaktu tidurnya; maka Dia tahan jiwa [manusia] yang Dia telah
tetapkan kematiannya, dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang
ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda
kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.'
Rasulullah merujuk kepada kedudukan ini dalam sebuah hadithnya, bermaksud:
' Tidur seorang yang Arif itu adalah lebih baik dari ibadah/ pengabdian seorang yang jahil.'
Manusia yang Arif itu adalah mereka yang telah menguasai ilmu kebenaran/haq
[Makrifatullah]. Ilmu Makrifatullah tanpa berhuruf tanpa bersuara ini, mampu diperoleh
hanya melalui sebutan/ingatan berterusan/berkekalan akan Asmaul-Tauhid dengan lidah/qalbu
rahsia[sirr]. Manusia yang Arif itu memiliki lubuk jiwa bercahaya keTuhanan, dipancarkan oleh NurTauhid-Makrifatullah.
Allah berbicara melalui RasulNya, bermaksud:
' Insan [Manusia itu] adalah RahsiaKu dan Aku Rahsianya. Ilmu al-Batin, yakni,
ilmu spiritual dalaman ini adalah rahsia dari RahsiaKu. Aku taruh ilmu ini didalam
qalbu/hati hamba yang Aku kasihi, dan tiadalah siapa mengetahui keadaannya
melainkan Aku.'
Dan lagi, bermaksud:
' Aku adalah menurut sangkaan hambaKu. Bila ia mencari dan mengingatiKu,
Aku akan bersertanya. Jika ia mengingatiku dalam dirinya, Aku menyertainya
dengan ZatKu. Jika ia mengingatiKu dan menyebutKu dihalayak yang baik,
Aku akan mengingati dan isytiharkan ia sebagai hambaKu yang baik dihalayakKu
yang terlebih baik.'
TAFAKKUR
Dari cetusan seperti telah dicatatkan, kaedah yang boleh dan harus digunapakai bagi mencapai tujuan/maksud kita, hanyalah melalui sesuatu yang amat jarang di gunapakai oleh halayak umum,
yakni, TAFAKKUR.
Amalan seharian kita hanya dengan kaedah biasa, seperti berdoa, berwirid, berzikir, bermunajat
dan sebagainya; namun jarang sekali dengan kaedah bertafakkur. Barangkali juga disebabkan
oleh ketiadaan ilmu, cara bagaimana mengamalkannya!
Rasulullah bersabda, bermaksud:
' Tafakkur sesaat lebih baik/bernilai dari setahun ibadah/pengabdian.'
' Tafakkur sesaat lebih baik/bernilai dari 70 tahun ibadah/pengabdian.'
' Tafakkur sesaat lebih baik/bernilai dari seribu tahun ibadah/pengabdian.'
Kenyataannya ialah setiap ibadah itu memiliki nilai tersembunyi didalam zat/lubuk
kebenaran. Jelas, tafakkur mempunyai tiga nilai yang berlainan, seperti diatas.
Barangsiapa tafakkur/memikirkan sesuatu keadaan, dan dalam pemikiran dan pencarian
penyebabnya akan menemui banyak bahagian, dan setiap bahagian ini
adalah penyebab/pemangkin kepada beberapa banyak keadaan yang lain pula.Tafakkur
yang bersifat begini memiliki nilai setahun ibadah.
Barangsiapa tafakkur/memikirkan tentang ibadah/pengabdiannya dan mencari penyebab
dan natijahnya lalu memperolehinya, maka nilai tafakkur yang bersifat begini
ialah tujuh puluh tahun ibadah.
Barangsiapa tafakkur/memikirkan tentang pengenalan/Makrifatullah [KeTuhanan]
dengan sepenuh kesungguhan dan kekuatan/iltizam untuk mengenali
dan menghampiri Allah Yang Maha Tinggi, maka tafakkur yang begini sifatnya
bernilai seribu tahun ibadah/pengabdian.
FAHAMKAN
Aduhai Sahabat! Renungkanlah dan carilah kaedah untuk memikir dan memahaminya!
Sesungguhnya, ilmu yang sebenar ialah Ilmu Haq, Ilmu KeTuhanan, dalam maqam
penyatuan/Tauhid. Didalam maqam ini Sang Arif/Kekasih bersatu dengan Kekasihnya
[Beloved]. meskipun dari alam materi, namun dengan sayap kerohanian [spiritual],
ia terbang membumbung dan melangit kearah alam pencapaian, KeTuhanan
dan Kekasih [Beloved]. Kerana, Si'Alim/Wara' hanya berjalan keSyurga, namun,
tidak dengan Si'Arif, yang pastinya terbang melangit untuk berdekatan/berhampir
dengan Tuhannya!
Kekasih tulen/sejati memiliki mata didalam Hati,
Mereka melihat, namun yang lain butamata,
Bukan dari darah daging, sayap mereka miliki,
Mereka membumbung/melangit, kearah Tuhan untuk bersama.
Penerbangan ini, sebenarnya terlaksana dialam spiritual Si'Arif, dan selayaknya,
Allah memuliakan, mengiktiraf dan menggelar mereka manusia sejati, WaliNya,
KekasihNya, MaksyukNya dan PasanganNya. Malah, barangsiapa yang berhampir
dengan Allah akan menjadi Kekasih Allah!
Walaupun demikian, para Kekasih/Wali Allah tersebut dipakaikan Allah dengan rupa
dan tingkah manusia biasa, seperti firmanNya dalam Hadith Qudsy, bermaksud:
' Para KekasihKu tersembunyi dibawah langitKu.Tiada yang mengenali mereka
melainkan Aku.'
Seperti juga Si-rupawan yang berselindung dibalik hijabnya, tiada wajah yang kelihatan
melainkan hijab jua!
Berkata Yahya ibn Muadh al-Razi: ' Para Kekasih Allah adalah wewangian Allah
didunia ini, meskipun, hanya mereka yang benar-benar beriman sahaja
yang memiliki penciuman mencium wangian tersebut.'
Sewajar dan selayaknya, manusia harus mencari/menghambat haruman
dari wangian ini, kerana haruman ini akan menerbit/mencetus, menyala
dan meletuskan api kerinduan didalam hati mereka terhadap Allah S.W.T.
Setiap jiwa yang tersentuh, akan terus meningkatkan kegigihan dan pengabdian diri
dalam ibadah mereka untuk mendekatiNya. Kerana tiadalah ertinya hidup atau
wujud diri ini jika kita jahil ilmu, tidak mengenaliNya, lalu tersingkir jauh
dari Rahmat dan CintaKasih Allah!
Namun, kelajuan dalam mendekatiNya dan darjah/tahap kerinduan terhadap Allah
adalah bergantung kepada kemampuan manusia itu menyingkirkan beban kedunian
yang ditanggungnya.Kerana, kehampiran dengan Allah itu amat bergantung
kepada darjah penyingkiran kepalsuan materi/kebendaan, diri, dan keduniaan.
Kekasih Allah itu ialah dia yang berjaya mengembalikan dirinya ketahap tidak memiliki
sesuatu dan tidak pula dimiliki sesuatu. Hanya dari dalam kerangka ' tiada diri'
dan 'tiada aku', manusia itu dapat menyaksikan kewujudan Kebenaran [Truth].
PERUMPAMAAN
Ikatlah kaki kedua ekor burung,
Pasti ia tak mampu terbang membumbung,
Apakah ini hukum alam terjadi,
Meskipun burung memiliki empat sayap kini?!
KESIMPULAN
Duhai Sahabat!
Kenalilah Allah Maha Pencipta dan Maha Tinggi;
kerana selayaknya Dia dikenali,
Dicintai dan dirindui.
Agar mudah kita kembali!
Tanpa pengenalanMu, ya Robbi,
semua ibadah tidak akan punya erti,
dan hidup adalah seumpama mati!
Silalah renungi!!
'ALLAH ADALAH SEBAIK-BAIK TEMPAT KEMBALI'
AMIN YA ROBBUL 'IZZATI!
PERSOALAN-PERSOALAN KRITIS BAGI SEORANG MUSLIM/MUKMIN
DUHAI SAHABAT!
Tertera dibawah ini adalah sebahagian PERSOALAN-PERSOALAN yang wajib diperhati
dan diketahui jawapannya oleh Jemaah/Hadirin untuk menjadi MISLIM/MUKMIN sejati.
Persoalan-persoalan ini amat jarang sekali difikir, malah, dicari jawapan dan penyelesaian!
Persoalan-persoalan ini amat mudah sekali, bila berdalilkan al-Quran dan Hadith.
1. Apakah/dimanakah asal usul kita?
2. Siapakah DIRI kita sebenarnya?
3. Dimanakah kita berada sekarang?
4. Kemanakah kita menuju?
5. Apakah rahsia penciptaan manusia oleh AL-KHALIK, diturunkan kedunia dan dipakaikan
dengan pakaian Hawa nafsu?
6. Siapakah ALLAH S.W.T.?
7. Bolehkah ALLAH S.W.T. dilihat/ditemui?
8. Berdasarkan kepada Hadith Rasulullah: AWALUDDIN MAKRIFATULLAH, bermaksud,
awal Agama itu ialah mengenal ALLAH. Kesimpulannya, jika kita belum mengenal akan ALLAH,
maka, sebenarnya kita belumlah melaksanakan Agama!
9. Terlebih dahulu kita mengenal ALLAH, kemudian barulah kita menyembah ALLAH!
10. Bagaimana mengenal ALLAH? Dengan TAHKIK dan sempurna?
11. Bahaya tidak mengenal ALLAH, apabila kita membaca ayat IYYA KANA' BUDU
[Engkau yang kami sembah], didalam Solat, ditakuti kita tersembah TUHAN yang lain!
12. Apakah MATLAMAT/TUJUAN Solat?
13. Haruskah kita melafazkan Niat Solat ketika TAKBIRATUL IHRAM, dialih-bahasakan pula
kebahasa Melayu, seolah-olah ALLAH tidak faham bahasa Arab!
14. Apakah RAHSIA BESAR keempat jari tangan kanan digenggam, kecuali jari telunjuk,
tatkala kita melafazkan Fardhu syahadat diwaktu berSolat?
15. Berapakah RUKUN SYAHADAT dan bagaimana melaksanakannya?
16. Berapakah simpulan AQAIDUL IMAN dan bagaimana melaksanakannya?
17. Berapakah jenis Syahadat?
18. Apakah bezanya Syahadat Nabi Adam a.s. dan Syahadat Nabi Muhammad s.a.w.?
19. Ketahuilah/fahamkanlah perkara-perkara mengenai Syahadat:
i] Rukun Syahadat
ii] Fardhu Syahadat
iii] Kesempurnaan Syahadat
iv] Syarat sah Syahadat
v] Perkara-perkara membatalkan Syahadat.
20. Apakah HUKUM nya STATUS ISLAM kita jika kita tidak melaksanakan tuntutan SYAHADAT kita;
walhal, SYAHADAT adalah RUKUN PERTAMA dari Fardhu Rukun Islam kita ?!
Lihat firman Allah Q.Surah al-Anbiya:7, bermaksud:
‘ Bertanyalah kamu kepada AHLInya, jika kamu tiada mengetahui.’
Lagi firman Allah, Q.Surah al-Ankabut:69: bermaksud:
‘ Barangsiapa berjihad dijalan Allah, pasti Allah memberi pertolongan dan bimbingan.’
WAHAI YA ALLAH!
BERIKAN KAMI KEBAIKAN DIDUNIA DAN KEBAIKAN DIAKHIRAT,
DAN PELIHARALAH KAMI DARI SIKSA NERAKA!
AMEEN YA ROBBAL ‘ALAMEEN.
Tertera dibawah ini adalah sebahagian PERSOALAN-PERSOALAN yang wajib diperhati
dan diketahui jawapannya oleh Jemaah/Hadirin untuk menjadi MISLIM/MUKMIN sejati.
Persoalan-persoalan ini amat jarang sekali difikir, malah, dicari jawapan dan penyelesaian!
Persoalan-persoalan ini amat mudah sekali, bila berdalilkan al-Quran dan Hadith.
1. Apakah/dimanakah asal usul kita?
2. Siapakah DIRI kita sebenarnya?
3. Dimanakah kita berada sekarang?
4. Kemanakah kita menuju?
5. Apakah rahsia penciptaan manusia oleh AL-KHALIK, diturunkan kedunia dan dipakaikan
dengan pakaian Hawa nafsu?
6. Siapakah ALLAH S.W.T.?
7. Bolehkah ALLAH S.W.T. dilihat/ditemui?
8. Berdasarkan kepada Hadith Rasulullah: AWALUDDIN MAKRIFATULLAH, bermaksud,
awal Agama itu ialah mengenal ALLAH. Kesimpulannya, jika kita belum mengenal akan ALLAH,
maka, sebenarnya kita belumlah melaksanakan Agama!
9. Terlebih dahulu kita mengenal ALLAH, kemudian barulah kita menyembah ALLAH!
10. Bagaimana mengenal ALLAH? Dengan TAHKIK dan sempurna?
11. Bahaya tidak mengenal ALLAH, apabila kita membaca ayat IYYA KANA' BUDU
[Engkau yang kami sembah], didalam Solat, ditakuti kita tersembah TUHAN yang lain!
12. Apakah MATLAMAT/TUJUAN Solat?
13. Haruskah kita melafazkan Niat Solat ketika TAKBIRATUL IHRAM, dialih-bahasakan pula
kebahasa Melayu, seolah-olah ALLAH tidak faham bahasa Arab!
14. Apakah RAHSIA BESAR keempat jari tangan kanan digenggam, kecuali jari telunjuk,
tatkala kita melafazkan Fardhu syahadat diwaktu berSolat?
15. Berapakah RUKUN SYAHADAT dan bagaimana melaksanakannya?
16. Berapakah simpulan AQAIDUL IMAN dan bagaimana melaksanakannya?
17. Berapakah jenis Syahadat?
18. Apakah bezanya Syahadat Nabi Adam a.s. dan Syahadat Nabi Muhammad s.a.w.?
19. Ketahuilah/fahamkanlah perkara-perkara mengenai Syahadat:
i] Rukun Syahadat
ii] Fardhu Syahadat
iii] Kesempurnaan Syahadat
iv] Syarat sah Syahadat
v] Perkara-perkara membatalkan Syahadat.
20. Apakah HUKUM nya STATUS ISLAM kita jika kita tidak melaksanakan tuntutan SYAHADAT kita;
walhal, SYAHADAT adalah RUKUN PERTAMA dari Fardhu Rukun Islam kita ?!
Lihat firman Allah Q.Surah al-Anbiya:7, bermaksud:
‘ Bertanyalah kamu kepada AHLInya, jika kamu tiada mengetahui.’
Lagi firman Allah, Q.Surah al-Ankabut:69: bermaksud:
‘ Barangsiapa berjihad dijalan Allah, pasti Allah memberi pertolongan dan bimbingan.’
WAHAI YA ALLAH!
BERIKAN KAMI KEBAIKAN DIDUNIA DAN KEBAIKAN DIAKHIRAT,
DAN PELIHARALAH KAMI DARI SIKSA NERAKA!
AMEEN YA ROBBAL ‘ALAMEEN.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Posts
