Sunday, July 31, 2016

NOKTAH KALIMAH ALLAH


BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIM
ALHAMDULILLAHI RABBIL 'ALAMIN. ALLAHUMMA SOLLI WASALLIM 'ALA SAIYYIDINA MUHAMMADIN FIL AWWALI NA FIL AAKHIRIN.
ADUHAI SAHABAT DAN SELURUH IKHWANUL MUSLIMIN:

1. MUQADDIMAH
RUN-UP TO THE BAN ON KALIMAH ALLAH.
It was reported: 'The Appellate Court's decision to uphold the home Minister's ban on the use of the word Allah in the Catholic weekly, stays. The Catholic Church took their case to the Federal Court, which denied it leave to appeal against the ban a 4-3 majority decision. The Church's review application against Federal Court's decision was also dismissed on Wednesday 21st january,2015, thus ending the Church's long struggle that began in 2009.'
'The issue that arose is in Article 11 [4] of the Federal Constitution that permits the State to pass laws to regulate the preaching of religion to the Muslims. Linguistically speaking, there is no basis for the ban - but Article 11, clause 4 is there. Stemmed from the allegation, that the use of the word is an attempt to proselytise. There is also a blanket ban on 35 Arabic words in the state of Selangor. Article 11 [4] authorises the ban when it invokes proselytisation.'

2. PENYALAH-GUNAAN [ABUSE] KALIMAH ALLAH

ALHAMDULILLAH! Tanggal [tarikh] 21 Januari,2015, adalah Tanggal Keramat. Mahkamah Persekutuan dengan panel 5 hakim sebulat suara, menafikan rayuan pihak Roman Katolik untuk menggunakan Kalimah Allah didalam edaran Herald Mingguan untuk ahli-ahli mereka. Panel Hakim diketuai oleh Tan Sri Abdul Hamid Embong. Dengan ini, muktamadlah sebuah lagi episod Fitnah Zaman, yang sering saja mengancam dan mengotori kesucian Agama Islam berserta amalan-amalannya!
Apa benarkah pihak Kuffar tersebut punyai keperluan asas dan integral terhadap penggunaan Kalimah Allah tersebut dalam amalan seharian mereka, atau hanya beralasan, sedangkan Otoritas tertinggi Roman Katoliknya diVatican Rome, tidak pernah pun punyai hasrat berbuat demikian, seperti diNegara Malaysia ini!
Kalimah Allah adalah kata nama khusus [proper noun] merujuk kepada Tuhan Allah [al-Haq] dan bukan kepada tuhan-tuhan yang lain sesembahan kaum Kuffar. Maka berwaspadalah, jika ia merujuk pula kepada 'Jesus' yang diganti nama kepada Allah. Kerana 'Jesus' bukan Allah; dan Allah bukan 'Jesus.' Tidak pernah dan tidak akan pernah sama-sekali! Period! Muktamad! Sila hentikan kekeliruan dan kejahilan ini! Nah! Disinilah baru berdiri keadilan, kerana meletakkan sesuatu itu ditempat dan perspektif sewajarnya. Fahamkan benar-benar!

3. SEMENJAK BILA WUJUD KALIMAH ALLAH

Ketahuilah bahawasanya Kalimah atau perkataan Allah itu telah sedia wujud sebelum lagi Nabi Adam a.s., bahkan sebelum semesta alam ini dicipta Tuhan!
Sila rujuk QS.14:10, bermaksud:
‘Berkata Rasul-Rasul mereka: ‘Apakah ada keraguan terhadap ALLAH, Pencipta langit dan bumi? Dia menyeru kamu [untuk beriman] agar Dia mengampuni sebahagian dosa-dosamu dan menangguhkan [siksaan]mu sampai waktu yang ditentukan.’ Mereka berkata, ‘Kamu hanyalah manusia seperti kami juga . Kamu ingin menghalangi [menyembah] apa yang dari dahulu disembah nenek moyang kami, kerana itu datangkanlah kepada kami bukti yang nyata.’
Ternyata, selepas Nabi Adam a.s., sekelian Rasul-Rasul telah menyebut Kalimah Allah [Tuhan sebenar] dalam membuat seruan terhadap umat mereka masing-masing , kearah Agama Tauhid, yakni Islam. Ini dibuktikan lagi oleh QS.71:3, bermaksud:
‘Sembahlah olehmu ALLAH, bertaqwalah kepadaNya dan taatlah kepadaku.’
Demikianlah seruan Nuh a.s. terhadap kaumnya, dengan menyebut Kalimah Allah, yakni merujuk kepada Tuhan sebenarnya dan berTauhid. Kemudian, rujuk lagi QS.20:14, bermaksud:
‘Sesungguhnya Aku ini adalah ALLAH, tidak ada Tuhan [yang Hak] selain Aku. Maka sembahlah Aku, dan dirikanlah solat untuk mengingat Aku.’ Lagi penunggalan dan Tauhid sebenar, semurni dan seikhlasnya!
Demikian dituntaskan kepada Musa a.s. tentang Kalimah atau Nama Allah tersebut. ALLAH itu adalah nama kepada Dzat ALLAH Wajibal Wujud, dan Nama tersebut bukanlah diberi oleh sesiapa pun. Tetapi Dia sendirilah yang menamakan DiriNya, semenjak azali lagi!
Persoalannya, apakah para Nabi Adam a.s., Nuh a.s., Ibrahim a.s., Musa a.s. dan Nabi-Nabi yang lain, diutuskan sebelum atau sesudah Nabi Isa a.s.? Pastinya, mereka telah diutus Tuhan ribuan tahun sebelum munculnya Nabi Isa a.s.! Namun, bukankah aneh jika Isa a.s., munculnya terkemudian, membuat lencongan dan tidak merujuk kepada Allah sebagai Tuhan sebenar [alHaq], sebaliknya merujuk kepada dirinya sendiri sebagai tuhan atau pun putra tuhan!? Tidak ada hadiah untuk jawapan yang betul!
‘ALLAH-lah yang memiliki segala apa yang dilangit dan dibumi dan kecelakaanlah bagi para kuffar kerana siksaan yang sangat pedih.’ QS.14:2.
Secara tuntas, ALLAH-lah Tuhan sebenar, pencipta dan pemilik sekelian makhluuqat dan maujuudat! Fahamkan benar-benar! Noktah!

4.HUJJAH NABI ISA A.S. DAN KAUMNYA
Saat tiba Hari Pembalasan [Hari Akhirat], seluruh para Nabi dan Rasul diperintahkan Allah mengambil tempat dan akan ditanyai Allah SWT. satu persatu, akan perihal kedudukan, keadaan dan urusan mereka masing-masing dalam penyampaian Risalah Tuhan Allah kepada kaum mereka , ketika didunia.
Namun, persembahan Nabi Isa a.s. serta rentetan penghujjahan terhadapnya, amatlah luar biasa dan paling menarik perhatian! Sila rujuk QS. 5:116-117, bermaksud:
‘Dan [ingatlah] ketika Allah Berfirman: ‘Wahai Isa putra Maryam! Engkaukah yang mengatakan kepada orang-orang, jadikanlah aku dan ibuku sebagai dua tuhan selain Allah?’ [Isa] menjawab: ‘Maha Suci Engkau, tidak patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku. Jika aku pernah mengatakannya tentulah Engkau telah Mengetahuinya. Engkau Mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada-Mu. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala yang ghaib.’
‘Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau Perintahkan kepadaku [yaitu], ‘SEMBAHLAH ALLAH, TUHANKU DAN TUHANMU,’ dan aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada ditengah-tengah mereka. Maka setelah Engkau Mewafatkan aku, Engkaulah yang mengawasi mereka. Dan Engkaulah Yang Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.’
Bagaimana bisa lencongan ini terjadi, yakni, seorang Rasul Tuhan [manusia] menjadi objek sesembahan manusia, dan dinobatkan sebagai Putra Tuhan sekali-gus, Tuhan?       
Allah berfirman dalam QS.5:76, bermaksud:
‘Katakanlah [Muhammad], ‘Mengapa kamu menyembah yang selain Allah, sesuatu yang tidak dapat menimbulkan bencana kepadamu dan tidak [pula] memberi manfaat.’ Dan Allah Maha mendengar, Maha Mengetahui.’
Lagi firmanNya dalam QS.51:51, bermaksud:
‘Dan janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain disamping Allah. Sesungguhnya, aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu.’
Lagi Allah dengan tuntas menegaskan dalam QS.5:72, bermaksud:
‘Sungguh telah KAFIR orang-orang yang berkata, ‘Sesungguhnya ALLAH itu Dia-lah Almasih putra Maryam.’ Pada hal Isa Almasih [sendiri] menyeru berkata, ‘Wahai Bani Israil! SEMBAHLAH ALLAH, TUHANKU DAN TUHANMU.’ Sesungguhnya, barangsiapa mempersekutukan [sesuatu dengan] ALLAH, maka sungguh ALLAH mengharamkan syurga baginya, dan tempatnya ialah neraka. Dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang zalim itu.’


Disisi hampir serupa, Allah menggaris-bawahi dalam QS.5:73, bermaksud:
‘Sungguh, telah KAFIR orang-orang yang mengatakan bahawa ALLAH adalah salah satu dari yang tiga [3][TRINITY]. Pada hal tidak ada tuhan [yang berhak disembah] selain Tuhan Yang Maha Esa [ALLAH]. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan, pasti orang-orang kafir diantara mereka akan ditimpa azab yang pedih.’
Allah menegaskan dan menjelaskan lagi episod misteri tentang keluarga ini dalam QS.5:75, bermaksud:
‘Isa Almasih putra Maryam hanyalah seorang Rasul. Sebelumnya pun sudah berlalu beberapa Rasul.
Dan ibunya adalah seorang yang berpegang teguh pada kebenaran.’ Noktah! Bahawa, Isa a.s. dan ibunya, Maryam, adalah seperti manusia lain yang juga memerlukan apa jua yang diperlukan manusia lain, seperti makan, minum, menemui kematian, dsbnya! 
Kepada Maryam, Allah SWT. telah berfirman, bermaksud: ‘Wahai Maryam! Taatilah Tuhanmu, sujud dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk.’ QS.3:43.
Amatilah rentetan pengkisahan tentang kelahirann Nabi Isa a.s. didalam Alquran, bermaksud:
‘Sesungguhnya, perumpamaan [penciptaan] Isa bagi Allah, seperti [penciptaan] Adam. Dia menciptakannya dari tanah, kemudian Dia berkata kepadanya, ‘Jadilah’, maka jadilah sesuatu itu.’QS.3:59. [Logika-nya, bukankah Adam a.s. lebih layak bergelar ‘putra Tuhan’ kerana ia dicipta dengan kedua ‘Tangan’ Tuhan’ tanpa ber-ibu dan berbapa; dan bukannya Isa Almasih, kerana ia kelahiran dari seorang ibu, yakni, Maryam!? Hakikatnya Adam a.s.tetap hanya seorang Nabi! Nah! Betapa pula Isa a.s.?
[‘Ingatlah] ketika para malaikat berkata ‘Wahai Maryam!, sesungguhnya Allah menyampaikan khabar gembira kepadamu tentang sebuah Kalimat [firman] dariNya. [yaitu seorang putra], namanya Almasih Isa putra Maryam, seorang terkemuka didunia dan diakhirat, dan termasuk orang-orang yang didekatkan [kepada Allah.]’ QS.3:45. Seterusnya, Allah berfirman QS.3:46, bermaksud:
‘Dan dia berbicara dengan manusia [sewaktu] dalam buaian dan ketika sudah dewasa, dan dia termasuk orang-orang yang soleh.’
‘Dan Dia [Allah] Mengajarkan kepadanya Kitab Hikmah, Taurat dan Injil.’QS.3:48. Dan sesungguhnya Nabi Isa a.s. membuat seruan berikut kepada umatnya,QS.3:51, bermaksud:
‘SESUNGGUHNYA, ALLAH ITU TUHANKU DAN TUHANMU, KERANA ITU SEMBAHLAH DIA. INILAH JALAN YANG LURUS.’  Nah, dimana posisi Isa putra Maryam sebenar-benarnya? Ini tuntas pembuktian dari Kitab Alquranul Karim!
Jika demikian fakta dan kenyataannya, dimanakah letaknya logika dan rasionalnya pihak yang ingin mempalit kedurjanaan, kedurhakaan, dan kemusyrikan, dengan mendakwa Isa Almasih itu adalah putra Tuhan, sekaligus Tuhan, sedangkan telah terbukti ia sendiri diciptakan oleh Allah SWT. Dan mereka [Nasrani Kuffar] mengait atau menggantikan pula Kalimah Allah kepada konsep Trinity tersebut!? Tidak masuk akal sama sekali; ibu dan bapa segala kekeliruan dan menjadi suatu ‘blasphemy’ dan ‘apostasy’. Dan tidakkan pernah mendapat kemaafan maupun pengampunan sama sekali!

5. APAKAH SEMUA AGAMA DIATAS MUKA BUMI INI SAMA DAN SERUPA?
Terdapat sebilangan ahli masyarakat moden, berfahaman sekularisma, liberalisma, pluralisma dan radikalisma, berpegang kepada konsep dan kepercayaan bahawa semua agama didalam dunia ini adalah sama sahaja, tiada kelebihan antara satu dengan yang lain! Terlebih bagus jika hidup tanpa beragama, ujar mereka!
Alasan ini amat meleset, dan tidak bertanggung-jawab, kerana penganut-penganut ism ini hanya cenderong menjalani hidup bebas, dengan berkiblatkan hawa-nafsu dan syaitan iblis, dan menolak akan adanya Hari Akhirat dan Hari Pembalasan [Judgement Day].        
Dalam golongan dan lingkungan si-buta dan si-tuli, yang tak berapa cerdik ini, ada yang cuba memberi alasan melalui QS.2:62, bermaksud:
‘Sesungguhnya, orang-orang yang beriman [Mukmin], orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani, dan orang-orang Syabi’in, siapa sahaja [diantara mereka] yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, dan melakukan kebajikan, mereka mendapat pahala dari Tuhannya. Tidak ada merasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.’ 
Penulis kemukakan lagi ayat-ayat yang senada dalam QS.5:69, bermaksud:
‘Sesungguhnya, orang-orang yang beriman [Mukmin], orang-orang Yahudi, Syabi’in, dan orang-orang Nasrani , barangsiapa beriman kepada Allah, kepada Hari Kemudian dan berbuat kebajikan, maka tidak ada rasa khawatir padanya dan mereka tidak bersedih hati.’ Seolah-olah wujud kesatuan dalam berbilang agama!
Perhatikan, ayat-ayat diatas adalah merujuk kepada senario silam dimana pengikut-pengikut setia Nabi Musa, Nabi Isyak dan Nabi Ya’qub a.s. yakni kaum Yahudi yang berTuhankan Allah; dan juga pengikut setia Nabi Isa a.s. [kaum Hawariyyun] yang juga berTuhankan Allah. Mereka ini disebut juga sebagai Ahlil Kitab, yang beriman kepada Allah SWT.dan bukan kepada sesembahan objek yang lain [pagan worship/Musyrik dsbnya]. Jadi, pengikat antara agama mereka adalah ciri berTauhidkan dan beriman hanya kepada Allah SWT. sebagai Tuhan sebenar, bukan yang lain!
Walau demikian, dikalangan Ahlil Kitab ini ada pula yang KUFUR/KAFIR, seperti disebut dalam QS.98:1-3, bermaksud:
‘Orang-orang yang KAFIR dari golongan Ahlil Kitab dan orang-orang Musyrik tidak akan meninggalkan [agama mereka, yang batal], sampai datang kepada mereka bukti yang nyata.’
‘[yaitu], seorang Rasul dari Allah [Muhammad], yang membacakan lembaran-lembaran yang suci [Alquran].’
‘Didalamnya terdapat isi kitab-kitab yang lurus [benar].’ 
Terhadap kaum yang ingkar tersebut, Allah memberi ancaman dalam QS5:68, bermaksud:
Katakanlah [Muhammad], ‘Wahai Ahlil Kitab! Kamu tidak dipandang beragama sedikitpun sehingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil dan [Alquran] yang diturunkan Tuhanmu kepadamu.’ Dan apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu pasti akan membuat banyak diantara mereka lebih durhaka dan lebih ingkar. Maka janganlah engkau berputus asa terhadap orang-orang kafir itu.’
Allah menjelaskan didalam ayat-ayatNya tentang keadaan golongan Kuffar dari Ahlil Kitab yang telah menyalahi perintahNya, melanggar laranganNya, dan melakukan hal-hal yang telah diharamkan serta hukuman yang ditimpakan kepada mereka. Disamping itu, Allah SWT. juga mengingatkan bahawa sesiapa dari umat terdahulu ini yang beriman, berbuat baik dan mentaatiNya, akan dapat ganjaran kebaikan; berlanjutan sehinggalah tiba Hari Qiyamat. [Contoh antara tokoh Nasrani terbaik adalah Waraqah Naufal, bapa saudara Saidatina Siti Khadijah Khuwailid, kerana beliau mengiktiraf dan menerima Muhammad sebagai Rasulullah! Betapa pula respon atau penerimaan umum kaum Nasrani terhadap Rasulullah saw. diakhir zaman kini? Khalayak terlebih maklum!]      
Namun, apabila berdepan dengan kebenaran Alquran yang dibawa Muhammad Rasulullah saw., sebahagian Ahlil Kitab tersebut merasa iri dan menanam kebencian dan terus memusuhi Agama Islam; terlebih parah, kerana Rasul yang ini, tidak dari kalangan mereka, malah berbangsa Arab pula! Walaupun demikian, diriwayatkan, Rasulullah telah berjaya juga menarik kepercayaan ramai para pendita, rahib dan padri Yahudi dan Nasrani, semasa diKota Madinah al-Munawarah, lantas mengharmoniskan masyarakat Muhajirin dan Ansar, yang berbilang kaum disitu!
Kendatipun, oleh kerana fitrah manusia yang sering saja mencari perbezaan, kuasa, dendam dan dengki, tidak pernah berpuas hati, terus mencipta ragam agenda perseteruan dan permusuhan tak kunjung padam, dikalangan penganut-penganut agama, dan kepercayaan yang pelbagai rencah dan ragam itu.
Lantas sejak terzahir, tersebar dan terbina unggul dan masyhur agama Islam dibawa Muhammad Rasulullah saw., dibumi Arab, bersamanya telah tertanam pula bibit-bibit permusuhan dari pihak yang memprotes dan enggan menerima agama Islam, yakni, Ahlil Kitab; yang mana, mereka menganggap Islam sebagai agama baru, yang kononnya mengancam kemaslahatan anutan-anutan mereka sediakala. Sedangkan, seperti juga agama Samawi asli [agama langit] anutan kaum Yahudi dan Nasrani zaman silam, bawaan Musa a.s, Ya’qub a.s dan Isa a.s., agama Islam juga adalah agama Tauhid yang serupa, yang berTuhankan Allah SWT. Walhal kelangsungan agama Islam adalah sebagai agama Rahmat dan penutup keatas agama-agama Samawi silam yang tersebut, nah! - dengan membenamkan tiang pancang sebagai petanda pendominasian agama Islam ini keatas kerencaman agama-agama yang lain diatas dunia ini! Rasulullah saw.bersabda, maksudnya:
‘Akan tetap ada suatu kelompok dari umatku yang terus berjihad [berjuang] membela kebenaran, dimana pihak-pihak yang menentang mereka tidak dapat memberi mudharat kepada mereka, sehngga datang perintah [keputusan] Allah.’
Justru, Allah tuntas meneguhkan kebenaran KehendakNya dalam QS.61:9, bermaksud:

‘Dialah yang mengutus RasulNya dengan membawa petunjuk dan Agama yang benar, untuk memenangkan [menakluk] atas segala agama, meskipun orang-orang musyrik membencinya.’
Lalu Allah SWT menawarkan dalam QS.5:65, bermaksud:
‘Dan sekirannya Ahlil Kitab itu beriman dan bertaqwa, nescaya Kami hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan mereka tentu Kami masukkan kedalam syurga-syurga yang penuh kenikmatan.’ 
Namun, oleh kerana wujudnya sektarian-sektarian agama yang bertentangan tanpa keserasian, Allah berfirman lagi mengingatkan dalam QS.2:120, bermaksud:
‘Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang/rela kepadamu [Muhammad] sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, ‘Sesunggunya, petunjuk Allah itulah petunjuk [yang sebenarnya].’
Maksudnya, ujar Ibnu Jarir: ‘Hai Muhammad, orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah rela kepadamu selamanya. Justru, tidak usah lagi engkau mencari hal yang dapat menjadikan mereka rela dan sejalan dengan mereka. Tetapi arahkanlah perhatianmu untuk mencapai redha Allah dengan mengajak dan menyeru mereka kearah kebenaran yang engkau diutus dengannya.’ Maka disinilah letaknya jihad dakwah melangkaui garis perbezaan kaum dan umat! Fahamkan!
Awasi!Allah terus memberi ancaman kepada umat Muslim pula, yang terikut dengan tingkah Yahudi dan Nasrani, dalam QS.2:120, bermaksud: ‘Dan sesungguhnya jika engkau mengikuti kemahuan mereka setelah pengtahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.’
Keadaan perbalahan dan krisis kaum sedemikian, seterusnya bertali-arus sehingga hari akhir. Dalam tamadun moden, manusia amnya, walau dalam perbedaan ideologi dan kepercayaan, berupaya mencari pertemuan kesepakatan dan kerjasama, dalam kelangsungan kehidupan, melalui toleransi dan diplomasi. Namun, akan tetap wujud dalam bingkai dan lingkungan masing-masing agama, bibit-bibit ekstremisma dan radikalisma tak terkendali, yang akan menyebabkan kerusuhan, hara-biru dan kecelaruan masyarakat dan bangsa. Dengan demikian, tugas utama penguasa adalah melindungi dan mengekalkan ‘civility’, keadilan dan harmoni dalam sesebuah negara bangsa.

6. ALQURAN MENDEDAHKAN PERBANDINGAN DIANTARA KAUM YAHUDI DAN KAUM NASRANI
Allah SWT. menyebut tentang ‘ psyche’ atau sikap kaum Yahudi dalam QS.5:70-71, bermaksud:
‘Sesungguhnya, Kami telah Mengambil perjanjian dari Bani Israil, dan telah Kami utus kepada mereka Rasul-Rasul. Tetapi setiap Rasul datang kepada mereka dengan membawa apa yang tidak sesuai dengan keinginan mereka, [maka] sebahagian [dari Rasul-Rasul itu] mereka dustakan dan sebahagian yang lain, mereka bunuh.’   
‘Dan mereka mengira bahawa tidak akan terjadi bencana apa pun [terhadap mereka dengan membunuh Rasul-Rasul itu], kerana itu mereka menjadi buta dan tuli [tidak peduli], kemudian Allah menerima taubat mereka,[bila mereka bertaubat]. Kemudian, banyak diantara mereka kembali buta dan tuli [tidak peduli lagi]. Dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.’
Demikianlah antara sikap-sikap kedegilan, pemberontakan, kebongkakan, keganasan dan kezaliman kaum tersebut, terbukti dengan perutusan dan kehadiran ramai para Rasul dari kalangan mereka sendiri, diutus Tuhan semenjak zaman berzaman! Kebenaran ini masih nyata, seperti dipertontonkan kepada dunia antara bangsa, walau dalam tamadun moden manusia, tentang kepongahan dan kezaliman mereka terhadap negara-negara Islam, khususnya, diAsia Barat! Hakikat keadaan ini akan terus mengundang kemurkaan Allah terhadap mereka!
Jika kemurkaan Tuhan terhadap kaum Yahudi berpunca dari sikap keangkuhan, kezaliman dan manipulasi agama mereka; kemurkaan Tuhan terhadap kaum Nasrani adalah terhadap kesesatan mereka, yang juga mencakup elemen konspirasi, manipulasi dan penyelewengan keatas agama mereka!
Perhatikan bagaimana konsep dan kepercayaan kepada Tuhan berevolusi dari zaman awal kedua-dua bangsa dan agama tersebut; dari awalnya berTauhid dan berTuhankan Allah, seperti telah dijelaskan diawal rencana ini, kepada bertuhankan sesembahan yang lain, bernama, antaranya, Ilah, Elohim, Ha-shem, Eli, Yah-weh, Halelujah, Maryam, Isa putra Maryam, dsbnya. Terdapat ada kalanya, fusion antara monotheisma dan polytheisma.
Kekhilafan dan kelemahan kaum Nasrani adalah berpaksikan kegagalan mereka dalam persepsi dan mentafsirkan penglihatan mereka terhadap peribadi dan persona Nabi Isa a.s. Keterkesimaan dan ketaksuban melihat keajaiban perilaku dan mukjizat Isa a.s., seolah-olah ke-luarbiasaan keupayaan dan kudratnya selayaknya hanya sebagai Tuhan!
Dan Allah berfirman dalam QS.3:49.,sebagai bukti ketara. Bermaksud:
‘Dan sebagai Rasul kepada Bani Israil, [Isa bersabda], ‘Aku telah datang kepada kamu dengan sebuah tanda [Mukjizat] dari Tuhanmu, yaitu, aku membuatkan bagimu [sesuatu] dari tanah berbentuk seperti burung, lalu aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung, dengan IZIN ALLAH. Dan aku menyembuhkan orang-orang yang buta sejak dari lahir dan orang-orang yang berpenyakit kusta. Dan aku menghidupkan orang mati dengan IZIN ALLAH, dan aku beritahukan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan dirumahmu. Sesungguhnya, pada yang demikian itu terdapat suatu tanda [kebenaran KERASULANku] bagimu, jika kamu orang beriman.’
Isa Almasih menegaskan lagi dalam QS.3:50, bermaksud: ‘Dan sebagai seorang yang membenarkan Taurat, yang datang sebelumku, dan agar aku menghalalkan bagi kamu sebahagian dari yang telah diharamkan untukmu. Dan aku datang kepadamu membawa suatu tanda [mukjizat] dari Tuhanmu. Kerana itu berTaqwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.’
Sedangkan, Rasul-Rasul awal telah mendahului Isa a.s.,juga dibekalkan Allah SWT. dengan pelbagai Mukjizat dan keajaiban, dalam bertingkah dan berurusan dengan umat masing-masing; tidak terkecuali dengan Muhammad Rasulullah saw. ketika mendepani umatnya. Malahan, Rasul Muhammad saw. mempertontonkan Mukjizat tidak terhitung dan tidak terhingga, teristimewa sekali adalah naskhah ALQURAN! Kendati, umat Muhammad saw. lebih bersifat waspada!
Lumrah manusia gagal melihat dan mentafsirkan akan pentajjalian Sifat dan Afa’al Tuhan keatas penciptaan Tuhan di seluruh alam ini. Beruntunglah manusia yang dianugerahkan Allah fakulti ‘melihat’ dan mengamati rahsia, hikmah dan hakikat kejadian-kejadian tersebut!
Dari kerana ‘kebutaan dan kekhilafan’ umat Nasrani tersebutlah, Almasih Isa putra Maryam akan kembali semula kedunia diakhir zaman nanti dengan misi, antaranya, bukan hendak menuruti syariat Muhammad saw.; bukan pula untuk menyebarkan doktrin-doktrin baru, malahan, untuk bersemuka dengan umatnya sendiri bagi mengemukakan hujjahan, memperbetulkan kekhilafan-kekhilafan mereka, dan menagih ketentuan dan penghakiman dari Tuhan, keatas sekelian umatnya!
Ini dapat dibuktikan dengan firman Allah dalam QS.3:55, bermaksud:
‘[Ingatlah], ketika Allah berfirman. ‘Wahai Isa! Aku MENGAMBIL mu dan MENGANGKATmu kepadaKu serta Menyucimu dari orang-orang yang kafir dan Menjadikan orang-orang yang mengikutimu diatas orang-orang yang kafir hingga hari Qiyamat. Kemudian kepadaKu engkau kembali, lalu Aku Beri keputusan tentang apa yang kamu perselisihkan.’
‘Sungguh, ini adalah kisah yang benar. Tidak ada Tuhan selain Allah, dan sungguh, Allah MahaPerkasa, MahaBijaksana.’ QS.3:62.
Fahamkan benar-benar!

7. PEMBUKAAN RAHSIA KALIMAH ALLAH. ADA APA PADA NAMA. KENAPA DAN BETAPA ALLAH SWT. MAHA SEGALA-GALANYA!
Berikut, penulis akan membuat sedikit pembukaan dan kupasan, menurut yang diizinkan, keatas isu yang dianggap amat rahsia dan sulit ini, bagi manfaat dan lebih pencerahan kepada para pembaca budiman. Insyaallah! Andai anda kurang faham, sila bertanya kepada Ahlinya!
1.    Allah itu adalah suatu Nama [ALIF,LAM,LAM,HA], yakni Nama kepada Dzat Wajibal Wujud, berSifat Maha Kesempurnaan, dan jauh dari sebarang Sifat kelemahan dan kekurangan.
2.    Nama Allah itu adalah Isim Mutlaq dan Hak MilikNya, kerana Dia yang memberi Nama atas Diri Nya, seperti disebutnya didalam Alquran, QS.20:14, bermaksud:
‘Sesungguhnya, Aku ini ALLAH, tidak ada Tuhan selain Aku. Maka, sembahlah Aku dan laksanakanlah Solat untuk mengingat Aku.’
3.    Allah itu adalah Tuhan yang Hak [AlHaq], dan wajib disembah selayaknya, diSolati dan diingati.
4.    KesempurnaanNya diisyaratkan menerusi Kalimah-Kalimah Subhaanallah [MahaSuci Allah]; Alhamdulillah [Segala Pujian bagi Allah]; dan Allahu Akbar [Allah Maha Besar].
MahaSuci Allah [Dzat] tiada bandingan. MahaTerpuji Allah [Dzat] tiada bandingan. MahaAgung, MahaBesar Allah [Dzat] tiada bandingan!
Dia tidak disebut Subhaanu Rahman terlebih dahulu, melainkan SubhaanAllah;
Dia tidak disebut Alhamdu Rahman terlebih dahulu, melainkan Alhamdulillah;
Dia tidak disebut Rahmanu Akbar terlebih dahulu, melainkan Allahu Akbar. Kerana Dia adalah Dzat Maha Perkasa dan MahaSempurna!
5.    Allah adalah Tuhan wajib dikenali dan diibadahi oleh orang-orang Muslim.
6.    Allah adalah Tuhan wajib diImani dan diTunggali oleh orang-orang Mukmin dan Muwahideen.
7.    Allah adalah Tuhan wajib diikhlaskan dan diSyuhudkan oleh orang-orang Mukhlisin dan ‘Arifuun/’Arifin.
8.    Oleh kerana Allah itu meliputi segala sesuatu, seperti firmanNya dalam QS,4:126, bermaksud: ‘Allah SWT. meliputi segala sesuatu.’ Justru, Dia Meliputi seluruh Nama-NamaNya, Sifat-SifatNya; yang diSebut maupun yang tidak diSebutNya, didalam Kitab-Kitab suci yang pernah diutuskan kepada Rasul-RasulNya. Demikian Kalimah Allah itu adalah ‘sintesis’ bagi segala sesuatu! 999 Nama/SifatNya dimaktub didalam 4 buah kitab-kitabNya. TAURAT – 300; ZABUR – 300; INJIL – 300; dan ALQURAN – 99.
9.    Apabila disebut sahaja Kalimah Allah itu, signifikannya adalah seperti menyebut dan menDzikirkan sekelian ragam wujud Nama Sifat-SifatNya!
10.    Kalimah Allah itu terdiri dari 4 Huruf, yakni Alif, Lam, Lam, Ha [ALLAH], yang mana setiap huruf yang empat itu, tepat dan ampuh melambangkan [simbolis] keadaan Inti [Dzat] DiriNya, dan Sifat-SifatNya.
11.    Huruf Alif [dominan] adalah ibarat AHADIYAH [Ke-Esa-an] Tuhan, berbanding dengan setiap sesuatu, yang sifatnya binasa, kecuali DzatNya [QS.28:88]. Huruf Alif diawal Nama Mutlaq ini terpisah, dan berdiri sendiri. Essensi [Esa], tidak terkait dengan apa jua!
12.    Huruf Lam pertama adalah simbolis Sifat JALAL ALLAH, ibarat Keperkasaan, adalah manifestasi tertinggi Inti [Dzat]Nya. AL-JALAL adalah terlebih dahulu berbanding tajalli AL-JAMAL [Keindahan]. Hadits, bermaksud: ‘Keperkasaan adalah sarungku, Keindahan adalah serbanku.’ Hadits ini paralel dengan maksud Hadits Qudsi: ‘RahmatKu mendahului kemarahanKu.’ Kerana RahmatNya melahirkan keindahan-keindahan tak terbilang, Kulli [universal] dalam segala Maujuudaat [kesatuan dalam isi alam].
13.    Huruf Lam kedua adalah Sifat AL-JAMAAL AL-MUTLAQ [absolut] – tampakan manifestasi dalam segala Wujud.
14.    Huruf Ha adalah isyarat dari HAWIYAH [ke-Dia-a] AL-HAQ. Manifestasi sejatinya inti [Dzat] manusia. Huruf ini mengisyaratkan hubungan simbiosis antara AL-HAQ dan Makhluuqat.
Sedangkan AHADIYAH AL-HAQ [ALLAH] terkandung didalamnya segala Hukum yang bersifat Batin, terutama hukum-hukum yang terkait Nama-NamaNya, Sifat-SifatNya, Af’aalNya, pengaruhNya, serta makhlukNya. Kesemua tersebut bermuara kepada Sifat Inti [Dzat]Nya, yang terwajahkan dengan wajah AHADIYAH [Ke-Esa-an].     
Ketahuilah, adalah tidak mungkin, bahkan amat mustahil bagi memarifahi [mengenal] Dzat DiriNya, tanpa melalui Tariqah, Maqam-Maqam, Nama-Nama, Af’aal dan Sifat-Sifat DiriNya!
Barangsiapa yang dapat memarifahi ISIM MUTLAK-Nya, akan tegak dan teguh berdiri sendi-sendi kemanusiaannya; akan terbina wujud akhlak-akhlak dan nilai ke’Tuhanan’ [‘Rabbaniyyin’] didalam dirinya.
Dengan memarifahi ISIM MUTLAKNya: Yang jauh akan didekatkan; Yang batil, ditukar ganti dengan kebenaran; Yang ingkar, akur patuh dalam ketaatan; Yang dipasung erat maksiat dan dosa, akan dilerai maghfirah keampunanNya; Yang dihimpit kejahilan, akan mendapat percikan PetunjukNya; Yang terperosok kegelapan, akan disinari Pencerahan CahayaNya; Yang terlindung tanpa pedulian, akan terkuak perolehan perhatianNya; Yang terpisah, akan wusul kepadaNya; Yang tidak pernah hadhir, akan bisa mengecap kehadhiranNya; Yang mati, akan langgeng dan lestari ‘hidup’ bersamaNya; Yang ‘Fana’ akan kekal ‘Baqa’ bersamaNya! Hanya Dia sahaja yang Tajjall nyata disegala LUBB Sukma setiap Insan pilihanNya.
Kesemua Makhluqaat dan Maujuudat melantunkan puji-sanjung kepadaNya, disaat dan disetiap sosok dalam aliran kewujudan ini.
Bagi segala pencinta Nama!: Lebih baik tuli, andai tidak mendengar gerak, gema dan gemuruh  Dzikir/Tasbih, semesta raya menderukan NamaNya; Lebih baik buta penglihatan, andai tidak Syuhudkan tajallian Nama-NamaNya, disegenap sosok jagad raya; Lebih baik kelu bisu lidahnya, andai kesat menyebut Nama-NamaNya, disetiap aliran gerak denyut nadi hidupnya!
Bukan ringgit, emas dan perak nilainya – bahkan, jarak antara hamba dan Tuhan!
Kerana, Nama dan yang Empunya Nama, tidakkan pernah bercerai; bak sedetik tidak bercerai; sejengkal tidak berrenggang! Jauh tidak berperantara; dan aqrab tidak terdinding! Setapak berpantng surut; selangkah berpantang mundur! Nah! Sila tadabburkan dan fahamkan!
PERSOALAN: MAKA DIMANAKAH POSISI KALIMAH ALLAH DIMATA PENGANUT ROMAN KATOLIK DAN PARA KUFFAR? DENGAN PENCERAHAN DIATAS, DAPATKAH DISAMA-ERTIKAN MAKSUD ISTILAH KALIMAH ALLAH DISISI ORANG-ORANG ISLAM, DAN MUKMIN, BERBANDING DENGAN TAKRIF FAHAMAN PARA PENGANUT ROMAN KATOLIK DAN KUFFAR?
JAWAPANNYA: JAUH PANGGANG DARI API! TIDAK TERGAMBAR KEHARUSAN, BAHKAN MUSTAHIL SEMATA-MATA, SEKALI LAGI, MUSTAHIL SEMATA-MATA!
Kerana konsep, kepercayaan dan praktik agama para kuffar adalah bertentangan dengan Agama Tauhid ALLAH yang luhur, suci dan murni. Rujuk dan perhatikan:

‘Sungguh apa yang kamu sembah selain ALLAH itu adalah berhala, dan kamu hanya berbuat dusta.’QS.29:17. Inilah amarah dan bentakan Allah terhadap para Kuffar!
Sedangkan Allah tuntas menyatakan:
‘Tuhan kamu adalah Tuhan Maha Esa. Kerana itu tetaplah kamu [beribadah kepadaNya, dan mohonlah ampunan kepadaNya. Dan CELAKA-lah bagi orang-orang yang mempersekutukanNya.’ QS.41:6.
Dan lagi: ‘Katakanlah: ‘Dialah ALLAH, Yang Maha Esa. ALLAH adalah Tuhan yang bergantung kepadaNya segala sesuatu. Dia tiada beranak, dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara [serupa] dengan Dia.’ QS.112:1-4. NOKTAH!
Dan lagi: ‘Sesungguhnya, orang-orang yang berkata: ‘Tuhan kami adalah ALLAH, lalu mereka istiqamah. Mereka tidak merasa takut dan tidak pula berdukacita.’ QS.46:13.
Dan lagi: ‘Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Tuhan[Rabb] kami adalah ALLAH.’ Kemudian, mereka meneguhkan pendirian mereka, maka Malaikat akan turun kepada mereka [dengan mengatakan], ‘Janganlah kalian merasa takut dan janganlah kalian merasa sedih, dan bergembiralah kalian dengan [memperoleh] Syurga yang telah dijanjikan kepada kalian.’ QS.41:30.
Setiap orang yang mengikuti Rasul Muhammad saw. akan memperoleh kebahagian abadi, dan tidak merasa khawatir dalam menghadapi apa jua yang akan terjadi dimasa mendatang, juga tidak bersedih hati atas apa yang mereka tinggalkan atau terluput dari mereka, seperti firmanNya, QS.10:62, bermaksud:
‘Ingatlah, sesungguhnya, Wali-Wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.’  
JUSTRU, MANUSIA YANG LAYAK MENGGUNAKAN KALIMAH ALLAH ADALAH MEREKA YANG TASDIQ DAN TASLIM MENGATAKAN:
‘Aku redha ALLAH sebagai Tuhanku; aku redha ISLAM sebagai Agamaku; dan aku redha MUHAMMAD saw. sebagai Nabi dan Rasulku.’
‘Barangsiapa yang mencari agama selain Agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima [agama itu] darinya; dan diakhirat ia termasuk orang-orang yang merugi.’ QS.3:85. MUKTAMAD! NOKTAH!
AMARAN DAN PERINGATAN KEPADA ORANG-ORANG BERAGAMA ISLAM:
‘Segolongan Ahlil Kitab ingin menyesatkan kamu, padahal, sesungguhnya, mereka tidak menyesatkan, melainkan diri mereka sendiri, tetapi mereka tidak menyadari,’QS3:69. Demikian kerana, ‘Kebenaran itu dari Tuhanmu, kerana itu janganlah engkau termasuk orang-orang yang ragu.’QS.3:60.
Allah SWT. tidak akan menerima suatu jalan atau pun amalan dari seseorang, kecuali yang sesuai dengan Syariat Muhammad saw. setelah baginda diutus sebagai pembawa Risalah Tuhan. Walaupun sebelum itu umat yang mengikuti Rasul-Rasul pada zamannya, mereka tetap berada diatas petunjuk dan jalan kebenaran dan keselamatan. Misalnya, kaum Yahudi, pengikut Nabi Musa a.s., berhukum kepada Taurat pada zamannya. Nama Yahudi, dipercayai ada hubungan dengan nama Yahuda, putra sulung Nabi Ya’qub a.s.
Ketika Nabi Isa a.s. pula diutus, diwajibkan kepada Bani Israil untuk mengikuti dan tunduk kepadanya. Para Sahabat dan pengikut agama yang dibawa Isa a.s. itu disebut Nasrani. Mereka juga disebut sebagai ‘Ansar’, sebagaimana dikatakan Isa a.s. melalui firman Allah, QS.3:52, bermaksud: ‘Siapakah yang akan menjadi ‘Ansari’ [penolong-penolongku] untuk [menegakkan Agama] Allah?’ Para Hawariyyun [Sehabat-sahabat setia] menjawab: ‘Kamilah Ansar [penolong-penolong] Agama Allah. KAMI BERIMAN KEPADA ALLAH , DAN SAKSIKANLAH, BAHAWA KAMI ADALAH ORANG-ORANG MUSLIM.’ Bagaimana pula pengakuan dan pendirian kaum Nasrani dizaman akhir kini? Tidak pun mengharapkan jawapan!
Antara ucapan Nabi Isa a.s yang amat terkesan ialah ketika ia berdiri didepan Bani Israil dan mengisytiharkan, seperti dalam QS.61:6, bermaksud: ‘Hai Bani Israil! Sesungguhnya, aku adalah utusan Allah kepada kamu, membenarkan kitab [yang turun] sebelumku yaitu Taurat, dan menyampaikan khabar gembira dengan [datangnya] seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya AHMAD [MUHAMAD].’ Anehnya, pihak gereja, sewenangnya menafikan hakikat kedatangan Rasul yang ini!? Tiada dalam kitab mereka? Muslihat apakah ini? Roket sains pun tidak sesulit memahaminya! ‘Go figure!’ ‘Catch my drift!’ Atau barangkali, terkhilaf kitab! [‘Caught with my hand in the cookie jar!’]
Meskipun, setelah Allah SWT. mengutus Nabi Muhmmd saw. sebagai Nabi/Rasul terakhir, bagi seluruh Bani Adam a.s., maka, adalah menjadi kewajipan kepada setiap mereka [manusia] untuk membenarkan dan mentaati segala perintahnya, serta menjauhi segala larangannya. Mereka ini akan menjadi para Mukminin [yang Hakiki], disebut demikian kerana keteguhan keyakinan mereka terhadap Rasulullah saw.
Tambahan lagi, mereka juga beriman kepada seluruh para Nabi/Rasul terdahulu dan kepada perkara-perkara ghaib [‘Alimul Ghaibi wa Syahaadah], seperti pencerahan dari Dalil-Dalil seterusnya.
INGATLAH, ‘Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: ‘Tunduk patuhlah!’ Ibrahim menjawab: ‘Aku tunduk patuh kepada Tuhan [Rabb] semesta alam.’ QS.2:131. ‘Dan Nabi Ibrahim a.s. telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya; demikian pula Nabi Ya’qub.’ [Ibrahim berkata]: ‘Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih Agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk Agama ISLAM.’QS.2:132. ‘Dan Ibrahim menjadikan Kalimat Tauhid ini Kalimat yang kekal pada keturunannya.’ QS. 43:28. [Kenyataannya, seluruh para Rasul membawa Agama Islam sejak Adam a.s!] Sila fahamkan sebenar-benarnya!
Hakikatnya, Allah SWT. membimbing hamba-hambaNya yang beriman untuk sentiasa beriman kepada apa yang diturunkan kepada mereka melalui RasulNya, Muhammad saw. secara rinci, serta beriman juga kepada segala yang diturunkan kepada para Nabi/Rasul terdahulu, disebut secara global oleh Allah. Rujuk QS.2:136, bermaksud:
‘Katakanlah [Hai orang-orang Mukmin]! ‘Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Isyaq, Ya’qub dan anak cucunya; dan apa yang telah diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada Nabi-Nabi dari RABB [Tuhan]nya. Kami tidak membeza-bezakan seorang pun diantara mereka, dan kami hanya tunduk patuh kepadaNya.’
Nah! Masih adakah perbedaan intipati mesej sebenar antara agama bawaan Rasul-Rasul silam dengan Risalah bawaan Muhammad saw.? Seandainya tiada manipulasi, konspirasi dan penyelewengan keatas agama-agama Samawi sebelum ini, tentulah essensi dan keaslian semua agama Samawi tersebut kekal terpelihara dan diredhai Allah SWT.! Namun, pendekatan ini menjadi naif, jika faktor evolusi sejarah kehidupan manusia tidak diambil kira! Kerana itu, terdapat pihak yang mengambil pendirian seperti disebut didalam QS.4:150-151, berikut, yang bermaksud:
‘Sesungguhnya, orang-orang yang kafir kepada Allah dan Rasul-RasulNya, dan bermaksud memperbedakan antara [keimanan kepada] Allah dan Rasul-RasulNya dengan mengatakan: ‘Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian [lainnya].’ Serta bermaksud [dengan perkataan itu] mengambil jalan [tengah] diantara yang demikian [iman atau kafir]. Merekalah orang-orang kafir sebenar-benarnya.’ Allah bertanya dalam QS.3:70, bermaksud: ‘Wahai Ahlil Kitab! Mengapa kamu mengingkari ayat-ayat Allah, pada hal kamu mengetahui kebenarannya?’
Namun sebaliknya, perkara berikutlah yang menjadi natijah dari pendirian mereka yang patuh dan beriman, seperti dinyatakan didalam QS.2:137, bermaksud:
‘Maka jika mereka BERIMAN kepada apa yang kamu telah beriman kepadaNya, sungguh mereka telah mendapat PETUNJUK; dan jika mereka BERPALING, sesungguhnya, mereka berada dalam PERMUSUHAN [dengan kamu]. Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dia-lah Yang MahaMendengar lagi MahaMengetahui.’ ‘Sibghah Allah [Agama Allah/Fitratallah], dan siapakah yang lebih baik Sibghahnya daripada Allah? Dan hanya kepadaNya-lah kami menyembah.’ QS.2:138. 

8. PENUTUP
QS.14:2, bermaksud: ‘Allah yang Memiliki apa yang ada dilangit dan apa yang ada dibumi. CELAKA-lah bagi orang-orang yang ingkar kepada Tuhan kerana siksaan yang sangat berat.’
‘Pada hal kepadaNya segala apa yang ada dilangit dan dibumi berserah diri, baik dengan suka maupun terpaksa. Dan hanya kepada Allah mereka dikembalikan.’ QS.3;83.
Walau perutusan Rasul-Rasul menjuruskan kebenaran dan keimanan, silih berganti, disetiap zaman, dan tetap pula tercetus dan wujud pengingkaran dan kekufuran.
Allah berfirman, QS.2:126, bermaksud: ‘Allah berfirman: ‘Dan kepada orang-orang yang kafir [kuffar] pun, Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa Neraka, dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.’
Ertinya, setelah diberikan kebebasan dan kenikmatan, dan dibentangkan kemewahan hidup didunia; kemudian Kami giring ia menjalani siksa Neraka. Maksudnya, Allah SWT. MENUNDA dan MEMBERI TANGGUH kepada orang-orang kafir; kemudian menyiksa mereka atas keingkaran tersebut; dan adalah juga sebagai balasan dari Allah MahaPerkasa dan MahaKuasa!
Didalam kitab Syahih al-Bukhari dan Syahih Muslim terdapat sebuah Hadits diriwayatkan dari Rasulullah saw.bermaksud: ‘Tidak ada seorang pun yang lebih sabar atas gangguan yang didengarnya daripada [sabarnya] Allah SWT. MEREKA MENYATAKAN ALLAH MEMPUNYAI ANAK, sedang Dia-lah yang memberi rezeki dan kesihatan kepada mereka.’ Didalam hadits yang lain Rasulullah saw. bersabda, bermaksud:
‘Sesungguhnya Allah memberikan tangguh kepada orang-orang zalim hingga jika Dia mengazabnya, maka DIA tidak akan melepaskannya.’ Kemudian baginda membacakan firman Allah QS.11;102, bermaksud: ‘Dan begitulah azab Rabbmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim, sesungguhnya azabNya itu adalah sangat pedih lagi keras.’
FirmanNya lagi dalam QS.3:56-57, bermaksud:
‘Maka adapun orang-orang yang kafir, maka akan Aku Azab mereka dengan azab yang sangat keras didunia dan diakhirat sedang mereka tidak memperoleh penolong.’
‘Dan adapun orang-orang yang beriman dan melakukan kebajikan, maka Dia akan Memberikan pahala kepada mereka dengan sempurna. Dan Allah tidak menyukai orang-orang zalim.’
FAKTA: Manusia yang bertauhidkan Allah, berIman dan taat kepadaNya, Islam agamanya, dira’i dan diredhai. Kalimah Allah menjadi sebutan dan ingatannya, hingga kenafas terakhir dihujung nyawa!
Manusia yang tidak mentauhidkan Allah, malah, menyekutukan dan memusuhiNya, hilang kelayakannya, dan CELAKA padahnya!
N.B. Dalam kerangka kebebasan bersuara melampau, yang telah pun mencapai tahap kritikal dalam Negara ini, demi, konon, Hak Asasi manusia sejagad; penulis tidak hairan jika pada ketika yang lain, Kaum kuffar dan Gereja yang tidak bersetuju dengan hujjahan penulis dalam risalah ini, cuba mengaitkan dan mendakwa penulisan ini tidak lain, melainkan merupakan HASUTAN dan menyentuh isu sensitif kaum, serta suatu percubaan menyebarkan agama Islam kepada mereka. Sebelum ini pun mereka mendakwa, Khutbah Jakim ekstremis; Khutbah merendahkan mertabat kaum wanita mengaitkan tutup aurat dengan godaan insiden rogol; dan penyebaran Tafsir Alquran, diseluruh Negara, walaupun dengan niat baik, dengan angkuhnya, mendapat tentangan dan penolakan mereka! Hakikatnya, penulisan risalah ini berpaksikan Alquran dan Sunnah Agama Islam semata, tuntas pula menolak kepercayaan mereka! Awas! Jangan sampai akhirnya mereka membuat dakwaan dan tuduhan yang Kitab Alquran/Sunnah itu pula bersifat ‘SEDITIOUS’, maka seluruh orang Islam harus pula didakwa dimahkamah, dibawah AKTA HASUTAN! BIAR BETUL!!! Membujur lalu, melintang patah!
Pokoknya, kerana KALIMAH ALLAH itu, seperti dipencerahan awal; etymologinya, luhur, suci, ‘sanctified’,‘sacred’, ‘sacrosanct’, khusus, hanya bagi kegunaan makhluk/manusia yang beriman, yakin, tunduk, patuh, pasrah, beribadah dan berubudiyah kepada Pemilik Nama tersebut, yakni ALLAH SWT. Kendati pun, Nabi Isa a.s. menyebut: ‘Mana mungkin kalung intan dikalungkan pada leher seekor babi!’
‘Sungguh telah jelas [perbedaan] antara jalan yang benar dan jalan yang sesat.’QS.2:256.
‘Maka itulah Allah, Tuhan kamu yang sebenarnya, maka tidak ada setelah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Mengapa kamu berpaling dari kebenaran?’ QS.10:32. Allah bertanya lagi:
‘Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustaan agama selepas itu?’QS.2:41.
‘Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah Agama yang bersih [dari syirik]. QS.39:3.
‘Ibadahlah kepada Allah dengan kemurnian/keikhlasan, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai-nya.’QS.40:14.
‘Mengapakah mereka mencari agama lain selain Agama Allah [ISLAM], padahal apa yang dilangit dan dibumi berserah diri kepadaNya [baik] dengan suka, maupun terpaksa. Dan hanya kepadaNya, mereka dikembalikan.’ QS. 2:40.
‘Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selainNya.’QS. 36:23.
‘Dan sembahlah Aku sahaja.’ QS.29:56.
‘Dan janganlah keadaan kamu seperti orang-orang yang melupakan Allah, lalu Allah membuatnya lupa kepada dirinya sendiri.’ QS.59:19.
‘Dan tidak ada alasan bagiku untuk tidak menyembah [ALLAH] yang telah menciptakanku, dan kepadaNya-lah kamu [semua] akan dikembalikan.’QS. 36:22.
‘Maka apabila kamu telah selesaikan Solatmu, INGATlah Allah diwaktu berdiri, diwaktu duduk, dan diwaktu berbaring.’ QS.4;103.
‘Sungguh, inilah keyakinan yang benar, maka bertasbihlah [menyebut] nama Tuhanmu Yang Maha Besar.’QS. 56:95-96.’


Wahai Tuhan!    
‘Andai setiap anggota jawaruhku berlidah; Untuk memuja-mujiMu Yang begitu Pangasih dan Pemurah; Segenap KurniaMu ku sisipkan nyanyian sanjung dan pujaan; Sehingga seluruh puja-puji bagiMu tidakkan pernah ternyanyikan!’
Nah! Rumusan ini diharap menjelaskan segalanya dan menemukan NOKTAH terakhir polemik dan perbalahannya!!! 
Sebuah HADITS QUDSI, bermaksud: ‘Ketika Allah SWT. telah selesai menjadikan semua makhluk, Dia menulis tulisan yang ada diatas Arsy yang berbunyi:’ RAHMATKU MEDAHULUI MURKA-KU.’
MUNAJAT: Aduhai Allah, diatas Rahmat Mu, semoga Engkau masukkan kami kedalam lingkaran limpahan kasih sayang dan kelembutan Mu, dan menjauhkan kami dari siksaan azab dan amarah Mu. Duhai Yang Maha Pemurah, Duhai Pemberi Agung yang melimpah, Kurniakan izin kami mencicip sejuknya Maghfirah ampunan Mu. Sabitkan hati dan jiwa kami diatas Tariqah Mu nan mulus, murni dan suci sehingga menjurus dan menggapai kesempurnaan dan redha Mu. Pertemukan hajat dan dambaan kami. Kumpulkan kami bersama Sang Rasul terkasih, Saiyidul Mursalin, bersama rantaian para Imam dan Aulia Arifin Billahil’azim. Selawat dan salam rindu tercurah kepada Sang Rasul terkasih, kaum keluarga dan Sahabat pilihan; selagi pendendang masih menyanyikan ratapan asyik dan kerinduan, disaat sepi malam diulit mimpi makhluk!
‘Ingatlah, Hak mencipta dan memerintah itu kepunyaan Tuhan, Maha Berkat Tuhan semesta alam’ QS.7:54.
‘Keputusan setiap perkara itu kepunyaan Tuhan, pada masa yang lalu, dan masa akan datang.’QS.30:4.
‘Dan Allah mengatakan yang sebenarnya dan Dia menunjukkan jalan sebenar.’ QS.33:4.

WABILLAHIT TAUFIQ. ALHAMDULILLAH. TABARAKALLAHI RABBIL ‘AALAMIN.
FEBRUARI, 2016. MADRASATU BAITUL ADAM, MALAYSIA.